Senin 16 Aug 2010 21:02 WIB

Partai Demokrat tak Ingin Berperang dengan Malaysia

Rep: Palupi Annisa Auliani/ Red: Budi Raharjo
Polisi Air Malaysia, ilustasi
Polisi Air Malaysia, ilustasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, mengatakan perang bukan pilihan saat ini menyikapi insiden penembakan Malaysia ke aparat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Nota diplomatik yang keras masih dinilai memadai. Usul penarikan duta besar pun belum akan diajukan partai pendukung Pemerintah ini.

''Kita tidak mau perang kan? Perang bukan pilihan. Tapi kehormatan perlu kita tegaskan. (Juga) posisi dalam pergaulan penting untuk ditegaskan,'' kata Anas, Senin (16/8). Anas meminta Pemerintah mengirimkan nota protes keras, selain memprioritaskan pemulangan tiga personel KKP yang menjadi korban penembakan Malaysia.

Anas mengatakan, Indonesia bukan negara yang suka ribut. Tetapi, kata dia, penyerangan terakhir ini kembali memperlihatkan sikap yang kurang menghormati atau menghargai Indonesia. ''Nota protes keras itu semoga menjadi pelajaran dalam hubungan jiran yang baik, hormat-menghormati kedaulatan negara. (Tapi) jangan sampai Malaysia menilai karena kita tak suka ribut sehingga Malaysia menganggap remeh atau enteng,'' jelas dia.

Menurut Anas, protes keras adalah jalan diplomatik yang sangat serius. ''(Kami) belum punya pikiran untuk untuk (mengusulkan langkah) lebih jauh dari itu,'' kata dia.

Walaupun, Anas tak menampik kemungkinan dipertimbangkannya tindakan yang lebih keras seperti penarikan duta besar RI di Malaysia atau ‘pengusiran’ duta besar Malaysia di Indonesia. ''Tapi lebih baik menempuh jalan diplomatik tapi yang keras untuk menunjukkan bahwa kita punya harga diri, marwah, kedaulatan sebagai bangsa yang merdeka (untuk) hidup berdampingan,'' tegas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement