Rabu 04 Aug 2010 04:26 WIB

Walhi Serukan Tolak Bakrie Award

Rep: EH Ismail / Red: Arif Supriyono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—-Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengeluarkan edaran yang berisi imbauan agar para penerima Bakrie Award 2010 menolak anugerah itu. Menurut Walhi, kredibilitas para tokoh yang menerima penghargaan tersebut akan tercemar secara moral dan etika bila menerima Bakrie Award.

Walhi berdalih, perusahaan milik keluarga Bakrie dinilai telah banyak melakukan tindakan negatif, di antaranya perusakan dan pencemaran lingkungan yang tetap dibiarkan terus terjadi di Sidoarjo, Jawa Timur. “Bakrie Award bertentangan dengan nilai-nilai yang dia klaim dan itu akan mencemari moralitas serta etika para penerimanya,” ujar Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Berry Nahdian Forqan, di Jakarta, Selasa (3/8).

Ada tiga tokoh yang bakal menerima Bakrie Award 2010. Walhi mengimbau kepada tiga tokoh itu --S Yati Soenarto (kedokteran), Daniel Murdiyarso (sains), dan Sjamsoe'oed Sadjad (teknologi)-- untuk tidak menerima penghargaan Bakrie. Menurut Berry, pencemaran terhadap nilai-nilai moral dan etika tergambar dalam masing-masing kategori penghargaan yang diberikan Bakrie Award.

Dia menjabarkan, dalam bidang kedokteran, penilaian mencakup segala bentuk riset, dan terobosan di bidang pengobatan. Juga dokter yang memusatkan diri pada kegiatan keilmuan, sejumlah penyakit, terobosan di bidang pengobatan, dan termasuk penyembuhan dan pemberantasan penyakit di kalangan kurang-mampu.

Kenyataannya, kata Berry, sejak lumpur Lapindo terjadi, telah banyak warga yang kurang mampu di sekitarnya jatuh sakit. Berdasarkan penelitian Walhi Jawa Timur, semburan lumpur Lapindo mengakibatkan timbulnya sebaran zat poly aromatic hydrocarbon (PAH), sebuah zat yang diindikasikan sebagai salah satu penyebab kanker.

Selanjutnya di di bidang sains, penghargaan diberikan kepada para ilmuwan teladan yang bekerja sepi tanpa pamrih, namun mengubah pokok kemajuan dan modernitas. Dalam bidang ini mengutamakan karya-karya memberi sumbangan penting bagi khazanah ilmu bersangkutan.

Kenyataannya, semburan lumpur Lapindo telah mengeluarkan gas metan. Gas metan berdaya rusak duapuluh kali lipat dibandingkan CO2 dalam menciptakan pemanasan global. Jumlah gas metan yang dihasilkan Lumpur Lapindo tidak pernah dipublikasikan sampai saat ini.

Untuk kategori teknologi, dinyatakan penghargaan Bakrie mencakup segala terobosan yang memperkaya keterampilan mengolah lingkungan, memperpanjang jangkauan indra dan tubuh manusia.

Namun pada kenyataannya, tutur Berry, dalam menghentikan lumpur, Lapindo melecehkan logika pendukung teknologi dengan tidak menghentikan semburan Lapindo saat ini. Di samping itu, Lapindo tidak suportif terhadap kalangan para teknokrat yang berkumpul di Cape Town, Oktober 2008 yang sebagian besar menyatakan penyebab lumpur Lapindo adalah pengeboran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement