REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan kalangan industri agar tidak mengambil langkah yang memberatkan konsumen dalam menyiasati kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL). Menurut Presiden, perusahaan harus memiliki strategi cerdas dan menghindari strategi akal-akalan untuk mendapat keuntungan berlipat ganda.
Hal itu dikatakan Presiden di sela-sela kunjungan ke sejumlah pabrik di Kawasan Industri Cibitung, Rabu (21/7), untuk memantau dampak rencana kenaikan TDL. Pabrik yang dikunjungi Presiden adalah perusahaan percetakan PT Ganeca Exact dan perusahaan elektronik PT Sanyo Jaya Component Indonesia.
Dalam kunjungan tiu, Presiden didampingi Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Menteri ESDM Darwin Z Saleh, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menakertrans Muhaimin Iskandar, Wakil Kepala BKPM Yus'an, dan Dirut PLN Dahlan Iskan.
"Jadi tujuan dari kenaikan dengan kenaikan tidak besar itu, anggaran akan kita kanalisasikan di mana yang dibutuhkan oleh rakyat kita di berbagai sektor," kata Presiden. APBN sebagai tools harus dalam kondisi sehat, yakni manakala APBN itu memiliki sedikit alokasi untuk subsidi. Kenaikan TDL, kata Presiden, memang tidak mudah.
"Meskipun pahit kita harus ambil untuk penyesuaian TDL," kata Presiden. Jika perusahaan menggunakan kesempatan kenaikan TDL itu untuk menaikkan keuntungan berlipat ganda itu dilakukan, maka rakyat akan sengsara. Presiden mencontohkan, ketika harga BBM naik sedikit, tapi seringkali harga barang per satuan naik sangat tinggi.
Di PT Sanyo Jaya Component Indonesia, Presiden mengatakan, "Kenaikan Tarif Dasar Listrik yang kami tetapkan pada prinsipnya melindungi rakyat kecil dan sekaligus memastikan dengan kenaikan itu dunia usaha atau industri tetap bergerak, tetap bisa mempertahankan kinerjanya," katanya.
Apabila perusahaan ada tambahan ongkos produksi, diharapkan tidak memberatkan rakyat. "Semua aspek sudah dihitung untuk menjaga industri dan sektor riil terus berjalan," katanya. Presiden menekankan pentingnya perusahaan memiliki rencana strategis dalam menghadapi kenaikan TDL ini.