REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar optimistis pasca mukernas 2010, seluruh anggota partai dapat kembali berbagai tugas dengan professional. Artinya ia mengharapkan agar perpecahan di dalam internal partai tak terjadi lagi, dan seluruh kader bekerja dengan semangat, loyalitas serta ketaatan pada partai. “Saya tak ingin partai ini dikelola dengan emosi lagi,” tegasnya dalam pidato politik di hadapan peserta Mukernas PKB 2010 di Hotel Kartika Chandra, Rabu (21/7).
Ia kemudian mengajak seluruh kader yang hadir untuk mengingat konflik internal yang menimpa PKB jelang pemilu 2009. “Mengaku PKB saja waktu itu berat rasanya,” kata dia.
Karenanya, Muhaimin tak menghendaki hal tersebut terjadi lagi jelang pemilu 2014 mendatang. Karena itulah, Muhaimin menyatakan bahwa dalam Mukernas kali ini, PKB mengundang seluruh jajaran pendahulu, pengurus serta kalangan kyai yang dulu tak mendukung langkahnya.
Ia bahkan meminta kadernya agar dalam mukernas kali ini, seluruh pemikiran, gagasan dan perjuangan pendiri PKB, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi satu kesatuan sebagai sikap dasar PKB ke depannya.
Bagaimanapun, kata Muhaimin, Gus Dur merupakan sosok perintis yang mendidik dan menggojlok PKB hingga sampai ke posisinya sekarang. Muhaimin pun sempat berkelakar dengan menceritakan kata-kata Gusdur pasca pemilu 2009. “Waktu itu Gusdur bilang bahwa PKB luar biasa, tak dibantu saja berhasil sampai 5 persen, bagaimana kalau dibantu,” katanya.
Menurut Menakertrans ini, saat itu Gusdur sengaja tak membantu karena tokoh pendiri itu hendak meninggalkan PKB yang mandiri, kokoh dan handal. PKB yang, menurut Muhaimin, tidak ketergantungan pada Gusdur.
Karena itulah Muhaimin meminta agar para kader menggali program, langkah dan strategi politik dari para tokoh Nahdlatul Ulama terdahulu. Kemudian, mengimplementasikannya pada program nyata. Dengan cara itulahm katanya PKB dapat merintis masa depan sebagai partai besar. “Kita bangkit merebut kemenangan 2014, Kita optimis menang nomor satu,” tegasnya.