REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengamat politik senior LIPI, Ikrar Nusa Bhakti, berharap kandidat ketua umum HKTI tidak berharap banyak dari pencalonannya tersebut. Pasalnya, sejarah membuktikan kalau ketua umum HKTI belum tentu meraih simpati rakyat dalam pemilu.
Ikrar mengatakan, Siswono Yudohusodo dan Prabowo Subianto terbukti tidak berhasil keluar sebagai pemenang pada pemilu 2004 dan 2009. Kekalahan itu bisa diartikan pula kalau posisi mereka di HKTI tidak signifikan di mata petani. ''Posisi bisa jadi hanya diusahakan sebagai cara mendulang suara, bukan untuk menyejahterakan petani,'' ujarnya, Senin (12/7).
Banyaknya tokoh politik yang tiba-tiba berkeinginan memimpin organisasi petani ini menunjukkan betapa politik pencitraan masih penting. Terlebih Indonesia merupakan negara agraris. ''Negara agraris yang kebijakan pertaniannya tidak dibarengi keinginan menyejahterakan petani, seperti di Jepang misalnya,'' sambungnya.
Karena itu Ikrar mengatakan tokoh politik yang maju di bursa HKTI tidak perlu terlalu bernafsu dengan jabatan di HKTI bila hanya mengincar posisi politik, bukan untuk memikirkan petani.