REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG--Sebanyak dua dari empat relawan MER-C yang ikut berlayar dengan kapal Mavi Marmara tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (19/6). Kedua relawan tersebut adalah Nur Fitri Taher dan Dr Arief Rachman.
Keduanya bertolak dari Istanbul Turki pada Jumat malam (18/6) dengan menggunakan penrbangan yang berbeda. Nur Fitri Taher menggunakan pesawat Turkish Airlines dan tiba pada pukul 18.25 WIB di Terminal 2 D. Sementara, Dr Arief Rachman menggunakan pesawat Qatar Airways dan tiba pada pukul 21.20 WIB di terminal yang sama.
Kedatangan keduanya disambut dengan isak tangis keluarga yang menyambutnya. Nur Fitri, langsung dipeluk oleh keluarganya begitu keluar dari pintu keluar terminal.
Nur FItri menceritakan, saat kejadian penyerangan kapal Mavi Marmara yang ditumpangi bersama ratusan relawan Jalur Gaza dari berbagai negara oleh pasukan Israel, suasananya sangat menegangkan. "Saya melihat otak rekan-rekan saya sesama relawan keluar dari kepalanya," ucap Nur Fitri.
Namun, Nur Fitri yang bukan berlatar belakang tenaga medis, meminta izin kepada Dr Arief Rachman untuk membantu para korban. Untungnya, Dr Arief mengizinkan keinginan Nur Fitri tersebut.
Menurutnya, ketika ditahan oleh pasukan Israel, ia tidak mendapatkan perlakuaan yang diluar batas kemanusiaan. "Ya, dibanding perlakuan mereka terhadap bangsa Palestina," ucapnya.
Dia menuturkan, yang sangat penting untuk diperhatikan adalah bagaimana pasukan Israel yang memperlakukan warga Palestina yang tidak mendapatkan bantuan apapun dari para relawan saat itu.
Nur FItri mengatakan, ia tidak kapok jika ditugaskan kembali kesana. Pasalnya, hal tersebut merupakan misi kemanusiaan yang sangat berarti bagi warga Palestina.
Berdasarkan kabar terakhir yang ia terima, saat ini kedua relawan MER-C masih harus menunggu visa dari mesir untuk kembali ke Indonesia. Mereka adalah, Abdillah Onim dan Nur Ikhwan. Menurut rencana, mereka berdua akan kembali bersama seorang jurnalis Suara Hidayatullah, Surya Fachrizal pada Senin (21/6) mendatang.
Pasca tibanya seluruh relawan di tanah air, MER-C akan melakukan serangkaian tes kesehatan lanjutan bagi anggotanya untuk mengecek kadar arsen, merkuri, dan zat radio aktif. MER-C juga akan segera mengumpulkan kesaksian semua relawannya sebagai bahan untuk menggugat Israel.
Langkah-langkah hukum tersebut akan dilakukan dengan bantuan advokasi dari TPM (Tim Pengacara Muslim). Selain itu, MER-C juga akan terus berpartisipasi melakukan kampanye bersaa dengan lembaga dan warga dunia lainnya untuk membuka blokade Gaza.
Tim dari MER-C Indonesia yang berangkat ke Jalur Gaza pada Rabu (21/5) yang lalu beranggotakan 5 orang. Mereka terdiri dari 4 orang anggota relawan dan 1 orang wartawan dari TV One. Mereka adalah, Nur Fitri Moeslim Taher (Ketua Tim), Arief Rachman, Abdillah Onim, Nur Ikhwan Abadi, dan Muhammad Yasin (Wartawan TV One)