REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional bekerjasama dengan badan PBB yang menangani kependudukan (UNFPA) melatih dalang dari beberapa provinsi untuk menyukseskan program kesehatan reproduksi (KB, kesehatan ibu, Infeksi Menular Seksual/IMS, HIV/AIDS) dan jender.
Keterangan tertulis BKKBN yang diterima di Jakarta, Jumat, menyebutkan, pelatihan diikuti 21 dalang dari 10 provinsi di Indonesia sejak tanggal 17 - 19 Juni 2010 dan sebagai penutup akan digelar deklarasi dan pagelaran wayang di Gedung AKA pada 19 Juni 2010.
Kepala BKKBN Sugiri Syarief dalam keterangan tertulis tersebut mengatakan, sampai tahun 2012 secara bertahap akan dilatih sebanyak seribu dalang di 21 provinsi.
Sugiri mengatakan, wayang sebagai kesenian tradisional digemari di wilayah pedesaan. "Pesan-pesan tentang KB atau persoalan reproduksi atau keluarga bisa disisipkan saat 'goro-goro' (sesi humor saat pertunjukan wayang)," katanya.
Sugiri menambahkan, dalam menyampaikan program kependudukan dan reproduksi, BKKBN menggunakan media yang ada agar pesannya lebih sampai. "Kalau untuk masyarakat perkotaan dan umumnya anak muda, kita menggunakan media musik melalui band," jelas Sugiri.
Sementara itu, Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Ekotjipto mengatakan, wayang sebenarnya bisa diterima oleh seluruh lapisan masyarakat dari anak-anak, remaja dan kalangan tua dan sangat efektif untuk menyampaikan pesan. "Ada bagian yang menarik dan lucu untuk anak-anak dan pelajaran filosofi hidup untuk orang tua," katanya. Sementara untuk anak muda, tambah Ekotjipto, durasi pagelaran wayang bisa dibuat singkat antara 30 - 60 menit.
Bahkan, menurut Eko, untuk kalangan multi etnis yang tidak mengerti Bahasa Jawa, wayang bisa disampaikan dalam Bahasa Indonesia. Eko berharap, Pepadi dapat membantu pemerintah khususnya BKKBN untuk menyampaikan pesan terkait KB dan persoalan reproduksi. "Pesan apapun, bisa kita sisipkan di bagian intermezo seperti saat goro-goro," jelasnya.