REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan awal musim kemarau 2010 diperkirakan Juli-Agustus dengan kecenderungan musim kemarau lebih pendek dari normalnya.
''Kemarau seharusnya Maret-April. (Pada awal kemarau ) Matahari harusnya sudah masuk ke utara. Ternyata, Jawa dan Bali masih hujan. Dengan keadaan ini, prakiraan awal musim kemarau di Juli-Agustus,'' kata Kepala BMKG Sri Woro B Harjono di kantornya di Jakarta, Jum'at (18/06) sore.
Dikatakannya, semua daerah di Indonesia juga mengalami pergeseran. Namun, perubahan iklim yang signifikan ini, bukan terjadi di Indonesia saja, melainkan di seluruh dunia yang dipengaruhi oleh El Nino, La Nina, menghangatnya permukaan air laut (SST) dan pengamatan atas SST atau Dipole Mode (DM).
Belahan utara sewajarnya hujan. Yang tak wajar adalah selatan yang harusnya sudah kemarau. ''Kondisi ini menyebabkan Indonesia, bahkan Singapura, dan beberapa negara mengalami banjir,'' kata Kepala BMKG.
Tak hanya itu, dengan bergesernya awal musim kemarau 2010, maka kecenderungan musim kemaraunya pendek dibandingkan normalnya. ''Malah, musim kemarau diperkirakan hanya berlangsung dua bulan. Soalnya, diperkirakan pada September, Oktober, hingga November 2010, SST masih hangat. Dengan begitu, kita memasuki musim kemarau yang cenderung lebih basah dibandingkan normal. Pada Juli 2010, kita akan lakukan update lagi,'' Sri Woro.
Sri Woro menambahkan, potensi hujan di sebagian besar Indonesia diprediksikan dengan intensitas sedang sampai lebat. Juni 2010 ini malah seringkali terjadi hujan. Ini terjadi hingga pertengahan Juli 2010. Semua prediksi ini berdasarkan hasil monitoring dan prediksi kondisi dinamika atmosfer dan laut di sekitar wilayah Indonesia.
Dia mengatakan, tiga faktor yang mempengaruhi pergeseran iklim ini, yaitu El Nino-La Nina, SST, dan DM, juga ada pasang naik-surut. Ini adalah masalah tarik-menarik uap air.
Kondisi saat ini, La Nina yang cenderung menambah masa uap air. Kalau El Nino justru mengurangi masa uap air. Sri menjelaskan, perkembangan El Nino di Juni ada pada -0,7, artinya mengarah ke La Nina, walau dalam keadaan lemah. Meski begitu, tetap ada aliran masa uap air ke nusantara dari Samudera Pasifik.
Soal SST, di perairain Indonesia menghangat dengan tekanan rendah, sedangkan di Samudera Pasifik mendingin dengan tekanan tinggi. Akibatnya, aliran masa air mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Ini juga menambah potensi penguapan dan membentuk awan hujan ke Indonesia.
Saat ini, posisi DM negatif di Samudera Hindia, yaitu sebesar -0,7 (mengarah La Nina. ''Bila DM negatif, artinya menambah masa uap air ke Indonesia Bagian Barat. Bila DM positif, maka menarik masa uap air dari Indonesia (kering). Jadi, karena kecenderungan La Nina, maka kemaraunya bersifat basah. Tapi, nanti kita lihat lagi perkembangan sampai Juli,'' tambah Sri.
DM sampai November 2010 masih normal atau tidak mengganggu curah hujan di Indonesia Bagian Barat. Pola kenaikan SST Indonesia cenderung mirip dengan pola tahun 1998, yaitu curah hujan di Juli tinggi dan kemarau pendek dibanding normalnya.
Untuk suhu pada Juni, masih tinggi. Ini merupakan suhu terpanas dari tahun-tahun sebelumnya. Namun, nanti di tahun 2012 adalah yang paling panas dari sebelumnya. ''Masing-masing tempat dan negara berubah dengan didatangi uap air.''
Dia juga menambahkan, ada prediksi gelombang cukup bahaya di sekitar Indonesia, khususnya di selatan Jawa dan selatan Papua. Prediksi mingguannya, keadaan ini berlangsung hingga akhir Juni. ''Keadaan ini sudah disampaikan ke institusi transportasi laut untuk menjadi perhatian.''
Di pertengahan Juni, tinggi gelombang di selatan Jawa dan Papua, sekitar 2,5 meter lalu 3 - 3,5 meter. Menjelang seminggi di akhir Juni, menjadi 4-6 meter. ''Yang aman masih di bawah 2,5 meter, yaitu di perairan Sumatera dan Kalimantan.''