REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Pertunjukan wayang kulit yang dibawakan tim sekretariat nasional perwayangan Indonesia menyemarakkan Hari Museum yang disebut Malam Museum Hungaria, yang dibuka untuk umum pada Sabtu dan Ahad pekan ini.
Keikutsertaan Indonesia dalam Malam Museum untuk ke delapan kalinya itu diungkapkan Pemerintah Hungaria dalam konferensi pers di Museum Seni Kontemporer Hungaria di Budapest. KBRI Budapest mendapat kehormatan menampilkan tiga nomor tarian tradisional sebagai pembukaan konferensi pers yang dihadiri tidak kurang dari 80 orang yang terdiri dari wartawan, para pejabat pemerintah dan pejabat museum Hungaria.
Direktur Museum Seni Kontemporer, Dr Zsuzsanna Renner; Menteri Kebudayaan, Geza Szots; dan Duta Besar Indonesia untuk Hungaria, Mangasi Sihombing, memberikan keterangan dalam pertemuan tersebut. Renner maupun Szots menggarisbawahi peran museum sebagai sarana pewarisan nilai budaya kepada generasi muda.
Secara khusus, ia mengemukakan kebijakkan pemerintah baru Hungaria untuk mendukung kegiatan museum termasuk soal pendanaan. Museum-museum Hungaria kaya akan koleksi barang dari negara-negara asing.
Duta Besar Sihombing dalam keterangannya menyampaikan koleksi yang berasal dari Indonesia yang tersebar di sejumlah museum Hungaria akan ditampilkan dalam Malam Museum ini, termasuk batik, alat musik, senjata dan topeng mas dari Pulau Jawa.
Museum Etnografi Pusat di Budapest akan menerbitkan brosur khusus untuk koleksi Indonesia. Khusus untuk Museum Etnografi Budapest, KBRI menampilkan musik dan tarian tradisional, peragaan busana nusantara, penjualan makanan dan kueh-kueh, teh dan air kelapa, serta kerajinan tangan.
Kegiatan KBRI didukung pengusaha Hungaria dan kelompok-kelompok budaya Indonesia yang didirikan orang-orang Hungaria. Hal-hal tersebut sebagai dukungan bagi kesuksesan Malam Museum ini dan sekaligus promosi budaya, wisata dan komoditi Indonesia.
Dalam konferensi pers tersebut, tarian Indonesia telah mendapat sambutan meriah dan pujian para hadirin. Para penari yang ambil bagian adalah: Virag Polgar, Renata Suparmadi, Veronika Kis, dan Pratiwi Ananda Puteri.