REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU--Partai Golkar kalah di kandang. Mungkin itu perumpamaan yang tepat bagi kekalahan partai itu dalam pemilukada yang digelar di empat kabupaten/kota di propinsi itu.
Partai Golkar pantas merasa risau menyaksikan kekalahan telak itu karena Riau selama ini dikenal sebagai basis massa partai berlambang pohon beringin itu. ''Kegagalan calon-calon yang kita dukung seakan menjadi anomali politik, dan masalah ini dibawa langsung pimpinan dari Golkar Riau untuk dibahas di DPP Golkar,'' kata Humas DPD I Partai Golkar Riau, Abubakar Siddik, di Pekanbaru, Senin (7/6).
Abubakar mengatakan, kegagalan di Riau merupakan keanehan tersendiri karena Golkar meraih kemenangan signifikan pada pemilukada di Sumatra Selatan dan Kepulauan Riau. Bahkan, Golkar sudah menyewa LSI untuk mensurvei jago yang diusungnya. ''Namun, ternyata hasil survey LSI di Riau meleset semua. Justru calon yang mendapat nilai rendah saat survey, ternyata malah menang,'' sesalnya.
Dia mencontohkan kegagalan pasangan Zulkifli AS-Sunaryo yang diusung Golkar di pemilukada Kota Dumai. Menurut dia, dukungan terhadap incumbent tersebut juga berdasarkan survey yang menyatakan kemungkinan menang pasangan tersebut mencapai lebih dari 50 persen. ''Apabila kekalahan dikarenakan rakyat tak percaya lagi kepada kinerja pejabat lama, seharusnya itu terlihat pada survey. Jadi kami agak kecewa juga dengan hasil survey yang ternyata tidak terbukti,'' ujarnya.
Berdasarkan data penghitungan suara sementara, hanya satu pasangan calon bupati yang diusung Partai Golkar berhasil unggul, yakni pasangan Yopi Arianto-Harman Harmaini yang terus memimpin perolehan suara di Kabupaten Indragiri Hulu. Sedangkan, calon yang diusung Golkar di Kabupaten Bengkalis, yakni pasangan Sulaiman Zakaria-Arwan Wahidin, yang sebelumnya sangat dijagokan banyak kalangan, ternyata secara mengejutkan masih tertinggal di posisi ke-2.
Kondisi serupa juga terjadi pada pasangan incumbent yang diusung Golkar pada Pemilukada Kota Dumai, yakni Zulkifli AS-Sunaryo, yang berada di posisi dua. Sementara itu, calon kepala daerah di Kabupaten Kepulauan Meranti yakni pasangan Rosfian-M Adli, harus puas berada di posisi tiga.