SANUR--Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, mengaku tidak mudah untuk menjadi partai ideologis. Selain berhadapan dengan keterbatasan sumber pembiayaan, PDIP terbentur kelangkaan kepemimpinan dari segi kualitas maupun kuantitas.
Dalam pidato politiknya, Mega mengatakan, persoalan kaderisasi dan penataan jenjang karir belum melembaga dengan baik dalam PDIP. Belum terlembaganya sistem itu mengakibatkan mekanisme rekrutmen kader muda berjalan lamban. ‘’Menimbulkan kesulitan mendatangkan tunas-tunas yang dipersiapkan menjadi calon pemimpin partai dan bangsa ke depan,’’ katanya dalan pidato politik Kongres III PDIP di Sanur, Bali, Selasa (6/4).
Regenerasi dalam tubuh PDIP pun tidak secepat yang diharapkan. Namun, Mega tetap optimistis karena di daerah cukup banyak tunas baru yang tumbuh. Kendati di sisi lain disiplin warga partainya tergolong rendah. Tantangan sebagai partai ideologis lantas tak hanya terjadi dari internal partai.
Perjuangan bekerja dalam masyarakat yang makin pragmatis, transaksional, dan berpikir instan untuk kepentingan jangka pendek menjadi tantangan lainnya. ‘’Kita harus bekerja dalam situasi di mana sebagian pihak menganggap bahwa menduduki jabatan publik melalui partai adalah jalan baru bagi keamanan ekonomi,’’ katanya.
Penegasan jalan ideologis kemudian dipandang Mega tidak hanya bermanfaat bagi partai yang dipimpinnya. Melainkan juga sangat mendasar bagi masa depan bangsa. Dia mencontohkan, betapa era pertarungan ideologi belum berakhir. ‘’Ini adalah medan peperangan ideologi,’’ tegasnya.