Senin 28 Nov 2022 20:06 WIB

Aktivitas Pembelajaran Berpengaruh Positif Terhadap Psikologis Anak Korban Gempa Cianjur

Aktivitas pembelajaran diharapkan cepat diaktifkan di posko pengungsian.

Pengungsi beraktivitas di dalam tenda darurat di Kampung Gitung, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Ahad (27/11/2022). Beberapa pengungsi korban gempa Cianjur mengisi waktu malam hari di tenda pengungsian dengan menggelar tahlil atau menyaksikan pertandingan piala dunia. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengungsi beraktivitas di dalam tenda darurat di Kampung Gitung, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Ahad (27/11/2022). Beberapa pengungsi korban gempa Cianjur mengisi waktu malam hari di tenda pengungsian dengan menggelar tahlil atau menyaksikan pertandingan piala dunia. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti menilai aktivitas pembelajaran harus tetap dilaksanakan di posko pengungsian gempa Cianjur, Jawa Barat, guna menjaga kondisi psikologis anak. "Aktivitas pembelajaran jika cepat dilaksanakan akan sangat baik bagi kondisi psikologis anak-anak karena memiliki kesibukan tak hanya berdiam di pengungsian," katanya saat dihubungi di Jakarta, Senin (28/11/2022).

Retno menuturkan, KPAI akan berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan Dinas Pendidikan Cianjur untuk aktivitas belajar mengajar untuk tingkatan PAUD, SD dan SMP sederajat serta berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Jawa Barat untuk pembelajaran di tingkat SMA/SMK dan SLB.

Baca Juga

Kendati aktivitas belajar mengajar harus tetap berlanjut, Retno menilai metode pembelajaran yang harus diterapkan harus mengacu pada kurikulum darurat. Hal tersebut lantaran pembelajaran jarak jauh akan sulit dilakukan mengingat keterbatasan di lokasi pengungsian.

"Harus dipikirkan pembelajaran sementara atau sekolah darurat. Kurikulum yang digunakan untuk wilayah ini juga harus kurikulum darurat yang disederhanakan karena kondisi yang terbatas. Mengingat Desember harusnya ujian semester ganjil dan pembagian rapor," ujarnya.

Lebih lanjut ia juga mendorong dilakukannya renovasi total untuk gedung-gedung sekolah yang rusak berat menggunakan dana APBN dan renovasi sedang dan ringan menggunakan dana APBD. Adapun hingga Ahad (27/11/2022), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah pengungsi gempa di Cianjur, Jawa Barat mencapai 73.874. Rinciannya, pengungsi laki-laki 33.713 orang, perempuan 40.161 orang, penyandang disabilitas 92 orang, ibu hamil 1.207 orang dan lansia 4.240 orang.

Para pengungsi berada di 325 titik pengungsian dengan 183 titik diantaranya merupakan lokasi pengungsian dengan kategori terpusat dan 142 titik merupakan kategori mandiri dengan jumlah pengungsi di bawah 25 orang. Sedangkan untuk jumlah korban meninggal dunia mencapai 321 orang dan 11 orang masih dinyatakan hilang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement