REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA, – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menegaskan komitmennya untuk beralih dari energi fosil seperti batu bara dan gas alam ke Energi Baru Terbarukan (EBT). Langkah ini dilakukan guna mewujudkan ekonomi berkelanjutan yang ramah lingkungan, menurut pernyataan yang disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim Sri Wahyuni di Samarinda, Senin.
Komitmen transisi ini telah dicanangkan sejak 15 tahun lalu dan terus diperkuat hingga kini. Upaya ini juga mendukung pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) sebagai kota hijau dengan target nol emisi. “Transformasi ekonomi dan energi telah lama kita gaungkan, namun perlu komitmen kuat seluruh pihak untuk mendukung serta implementasi di lapangan,” ujar Sri Wahyuni saat membuka Indonesia Sustainable Energy Week 2025 di Hotel Mercure Samarinda, Senin.
Kaltim yang dikenal sebagai penghasil utama minyak, gas, dan batu bara, kini mulai mengembangkan sumber daya lokal yang lebih ramah lingkungan. Salah satu contoh nyata adalah hilirisasi industri melalui pemanfaatan cangkang dan limbah cair (POME) dari pabrik kelapa sawit untuk pembangkit listrik. Selain itu, pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) telah dimulai di sejumlah daerah terpencil.
Sri juga mengungkapkan potensi besar di Kaltim terkait pemanfaatan EBT, yakni dari tenaga air (hidro) dan angin. Indonesia Sustainable Energy Week Goes Regional pertama diadakan pada 13-16 Oktober 2025 di Kota Samarinda, dan akan dilanjutkan di Makassar, Sulawesi Selatan dengan tema yang berbeda.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.