Selasa 07 Oct 2025 15:29 WIB

Soal Donasi Rp 1.000 Sehari Warga Jabar, Seorang Mahasiwa Bandung Balik Tanya, Masa APBD Gak Ada?

Salah satu orang tua siswa di SMPN Bandung tak keberatan, asal tersalur dengan baik,

Rep: Fauzi Ridwan/ Red: Teguh Firmansyah
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menyampaikan sambutan saat acara Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Semarak Vokasi (SERASI) bertajuk Membangun Sumber Daya Manusia Unggul dan Berdaya Saing di Era Digital Menuju Jabar Istimewa dengan Panca Waluya sekaligus Penyerahan Sertifikat Calon Tenaga Kerja BYD, di Sabuga, Kota Bandung, Kamis (2/10/2025).
Foto: Edi Yusuf
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi menyampaikan sambutan saat acara Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Semarak Vokasi (SERASI) bertajuk Membangun Sumber Daya Manusia Unggul dan Berdaya Saing di Era Digital Menuju Jabar Istimewa dengan Panca Waluya sekaligus Penyerahan Sertifikat Calon Tenaga Kerja BYD, di Sabuga, Kota Bandung, Kamis (2/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sejumlah warga Kota Bandung memberikan respons beragam terkait surat edaran Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tentang donasi sukarela Rp 1.000 per hari untuk sektor pendidikan dan kesehatan. Respons tersebut mulai dari keberatan dan dukungan program tersebut.

Salah seorang mahasiswa kampus swasta di Bandung Abel (20 tahun) mengaku keberatan terkait surat edaran donasi sukarela Rp 1.000 untuk membiayai sektor pendidikan dan kesehatan secara mendadak. Ia menilai seharusnya dana APBD Provinsi Jawa Barat dioptimalkan.

Baca Juga

"Masa dana APBD gak ada, tidak mencukupi sampai minta ke masyarakat meski secara sukarela," ucap dia saat ditemui, Selasa (6/10/2025).

Ia menyebut pemerintah Provinsi Jawa Barat seharusnya memanfaatkan dana yang tersedia. Abel menilai imbauan tersebut memberatkan apalagi harus dilakukan tiap hari. "Kurang tepat di tengah ekonomi saat ini sekarang kan lagi susah cari kerja," kata dia.

Sementara itu, salah seorang orang tua siswa SMPN 5 Bandung Bunda Sabai mengaku tidak keberatan atas surat edaran Gubernur Jawa Barat tentang donasi sukarela Rp 1.000 per hari. Namun begitu, ia memberikan catatan agar pengelolaannya berjalan transparan.

"Untuk saya pribadi tidak masalah dengan syarat dan catatan tersalurkan dengan baik. Rp 1.000 per hari untuk membantu sesama tidak masalah dengan catatan transparan," kata dia.

Ia mengaku tidak mempermasalahkan masyarakat yang keberatan dengan surat edaran tersebut. Sebab dikhawatirkan pengelolaannya dan penyalurannya tidak benar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement