Jumat 03 Oct 2025 16:06 WIB

Pendataan Korban Al Khoziny Dibagi Tiga Klaster, Ini Penjelasan Kapolda Jatim

Pengelompokan tersebut penting agar petugas mudah melacak keberadaan penghuni.

Tim SAR gabungan mencari korban bangunan mushala yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025). Berdasarkan data Badan SAR Nasional terdapat 100 orang santri menjadi korban dalam peristiwa itu, 99 orang berhasil diselamatkan dimana delapan orang dievakuasi tim SAR gabungan dan 91 orang melakukan evakuasi mandiri setelah kejadian, sementara satu orang dilaporkan meninggal dunia.
Foto: AP Photo/Trisnadi
Tim SAR gabungan mencari korban bangunan mushala yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025). Berdasarkan data Badan SAR Nasional terdapat 100 orang santri menjadi korban dalam peristiwa itu, 99 orang berhasil diselamatkan dimana delapan orang dievakuasi tim SAR gabungan dan 91 orang melakukan evakuasi mandiri setelah kejadian, sementara satu orang dilaporkan meninggal dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Kapolda Jawa Timur (Jatim) Irjen Nanang Avianto menyebut pendataan korban ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, dibagi ke dalam tiga klaster. Ketiga klaster tersebut yaitu santri, pengurus pesantren, dan pekerja pembangunan.

“Kemudian dari perkembangan yang kita lihat dari pendataan. Penghuni di sana yang kemudian dimasukkan datanya di posko. Kan kita bagi dalam tiga klaster yang pertama adalah jumlah santrinya. Ke-2 adalah pengurus pesantren yang ke-3 adalah pekerja. Yang melakukan pembangunan pesantren itu,” kata Nanang di Mapolda Jatim, Surabaya, Jumat (3/10/2025).

Baca Juga

Menurutnya, pengelompokan tersebut penting agar petugas mudah melacak keberadaan penghuni yang sebelumnya tercatat berada di lingkungan pesantren saat bangunan runtuh. Dari hasil pendataan awal, sebagian besar baru mencakup santri dan pengurus, sedangkan pekerja masih terus diidentifikasi. Ia menegaskan, meski pendataan dilakukan, prioritas utama sejak awal tetap pada penyelamatan korban.

"Tahapan kemarin di awal adalah kita mengutamakan pertolongan kepada korban dulu. Sambil pendataan," ujarnya.

Nanang menambahkan, setelah masa golden time berakhir, proses evakuasi difokuskan pada pembersihan material. Tim gabungan dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), TNI, Polri, Pemadam Kebakaran (Damkar), serta relawan terus dikerahkan untuk mempercepat pencarian korban.

“Supaya tidak ada terganggu dengan melihat dari kemungkinan jumlah yang ada, kita pusatkan di sini di Rumah Sakit Bhayangkara, dan ini sudah kita persiapkan mulai dari peralatan dan kemudian dari tim medisnya,” tambah Kapolda.

Jenderal bintang dua itu menyebut hingga kini masih ada sekitar 58 orang yang belum diketahui keberadaannya pascaambruknya mushala ponpes tersebut. “Kemarin terdata, masih ada 58 kalau enggak salah yang belum diketahui keberadaannya. Dan ini pun juga bertahap menemukan kurang lebih ada berapa dari lima ya, ada tambahan lima,” katanya.

Ia mengatakan, proses identifikasi terus dilakukan. Lima jenazah yang baru ditemukan kini berada di RS Bhayangkara Surabaya untuk dilakukan identifikasi melalui data biometrik, DNA, hingga barang pribadi korban. Menurutnya, identifikasi ini penting agar keluarga korban bisa segera mengetahui kejelasan anggota keluarganya yang masih ditunggu.

“Pendataan-pendataan awal yang dari data yang dari Dukcapil di sini. Kan dari mungkin dari titik jari kemudian dari retina mata dari darah, DNA, properti baju yang dipakai ini semuanya sedang kita identifikasi,” ujarnya.

Kapolda juga memastikan seluruh proses dilakukan transparan melalui posko pendataan yang bisa diakses media. “Apapun yang terjadi ya harus kita terima dengan kondisi kecelakaan seperti ini dan ini mungkin pembelajaran semua. Di dalam kegiatan proses pembangunan apapun itu memang harus sesuai dengan spek-nya dan ada perizinan supaya tidak terjadi ini,” ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement