REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Berbagai negara melancarkan kecaman atas tindakan militer Israel membajak kapal-kapal Global Sumud Flotilla dan menculik ratusan aktivis pesertanya. Tindakan itu mereka nilai sebagai pelanggaran hukum internasional.
Spanyol telah memanggil perwakilan utama Israel di Madrid sebagai tanggapan atas pasukan komando Israel yang mencegat armada kapal menuju Gaza.
“Hari ini saya memanggil kuasa Israel di sini di Madrid,” Menteri Luar Negeri Jose Manuel Albares mengatakan kepada stasiun televisi TVE, dan mengatakan 65 warga Spanyol bepergian dengan armada tersebut.
Israel menarik duta besarnya untuk Madrid tahun lalu setelah Spanyol mengakui negara Palestina.
Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengecam Israel atas “penculikan” aktivis pro-Palestina yang ditangkap di perairan internasional, dan menuntut “pembebasan segera” mereka. Di antara mereka adalah cucu Nelson Mandela, Mandla Mandela, yang bergabung dengan armada bantuan Gaza untuk menantang pengepungan Israel.

Setidaknya enam warga Afrika Selatan berada di Global Sumud Flotilla, konvoi sekitar 45 kapal yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza, di mana menurut PBB kelaparan telah terjadi.
“Pencegatan armada di perairan internasional bertentangan dengan hukum internasional dan melanggar kedaulatan setiap negara yang benderanya dikibarkan,” kata Ramaphosa. Dia menuduh Israel menginjak-injak hukum internasional untuk menegakkan blokadenya.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan dia diberitahu tentang penahanan 23 warga Malaysia di kapal armada bantuan Gaza, oleh pasukan komando Israel.
Anwar mengatakan dalam sebuah video yang diposting di media sosial bahwa dia akan meminta bantuan para pemimpin Timur Tengah – termasuk Turki, Mesir dan Qatar – untuk menjamin pembebasan mereka.
"Sekali lagi saya tekankan, ketidakadilan yang dilakukan rezim Israel harus segera dihentikan. Malaysia tidak akan tinggal diam ketika hak dan martabat rakyat kita diinjak-injak," kata Anwar.