Kamis 25 Sep 2025 13:10 WIB

Akankah Setop Program MBG di Jabar? Dedi Mulyadi Panggil Kepala Program MBG

Dedi Mulyadi akan mengevaluasi program MBG usai kasus keracunan massal yang terjadi.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Andri Saubani
Siswa korban keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG) mendapat perwatan di dalam mobil ambulans di Posko Penanganan di Kantor Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (24/9/2025). Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan sebanyak 500 pelajar di Kecamatan Cipongkor mengalami keracunan yang diduga akibat menyantap hidangan makan bergizi gratis pada (24/9).
Foto: ANTARA FOTO/Abdan Syakura
Siswa korban keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG) mendapat perwatan di dalam mobil ambulans di Posko Penanganan di Kantor Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (24/9/2025). Sekretaris Daerah (Sekda) Pemprov Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan sebanyak 500 pelajar di Kecamatan Cipongkor mengalami keracunan yang diduga akibat menyantap hidangan makan bergizi gratis pada (24/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku bakal memanggil kepala program makanan bergizi gratis (MBG) tingkat Jawa Barat pada Senin (29/9/2025) mendatang. Ia mengaku ingin mengetahui kondisi pelaksanaan MBG dan membahas terkait keracunan massal yang menimpa ribuan siswa di Kabupaten Bandung Barat.

"Hari Senin (29/9/2025) saya akan mengundang Kepala MBG perwakilan wilayah Jawa Barat untuk membahas secara bersama-sama mengevaluasi peristiwa-peristiwa yang terjadi," ucap dia seusai menghadiri rapat paripurna DPRD Kota Bandung hari jadi Kota Bandung, Kamis (25/9/2025).

Baca Juga

Dari peristiwa keracunan massal yang terjadi, ia mengaku akan meminta evaluasi terkait dapur MBG apakah higienis atau tidak. Termasuk melakukan audit terhadap dapur-dapur MBG yang ada.

"Yang kedua evaluasi jenis-jenis bahan makanan, yang digunakan apakah itu merupakan bahan makanan yang bermutu atau tidak," kata dia.

Pihaknya juga akan mengevaluasi terkait jam masak MBG. Ia menyebut apabila jam memasak mulai pukul 00.00 sedangkan disajikan ke siswa pukul 12.00 WIB relatif terlalu lama.

"Harapan saya ke depan dapur itu didekatkan dengan sekolah, dan tingkat yang dilayaninya jangan terlalu jumlahnya ribuan karena siapapun tidak akan sanggup untuk mengelola jumlah makanan ribuan. Masaknya tiap hari tidak pernah berhenti," kata dia.

Selain itu, jarak tempuh dari dapur MBG ke sekolah yang relatif jauh sehingga memiliki risiko. Terkait apakah program MBG dihentikan sementara atau tidak, ia mengaku akan bertemu dengan MBG terlebih dahulu.

"Ya nanti kita hari Senin kita bicara dulu dengan Kepala Perwakilan wilayah Jawa Barat. Bagaimana komitmen dia Setelah melihat komitmennya nanti pemerintah provinsi akan mengambil keputusan," kata dia.

Sebelumnya, ribuan siswa sekolah mengalami keracunan usai mengkonsumsi MBG di wilayah Kabupaten Bandung Barat.

photo
MBG dan Keracunan - (Republika)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement