REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL – Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, meluncurkan kecaman keras terhadap aksi Israel di Gaza. Ia mengumumkan penangguhan "dukungan bilateral" Eropa terhadap negara Zionis dan menyerukan penghentian perdagangan dengan Israel,
Dalam pidatonya yang sangat keras, von der Leyen mengecam “kelaparan buatan manusia” di Gaza dan “usaha nyata” Israel untuk “merusak solusi dua negara”. Namun dia juga menyebut ketidakmampuan Eropa untuk menemukan respons terhadap tindakan Israel “menyakitkan”.
Pernyataan tersebut disampaikannya dalam pidato tahunan “kenegaraan” di depan parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis, yang mana ia menggambarkan dunia yang bergejolak, di mana garis pertempuran “ditarik” dan “ketergantungan dipersenjatai dengan kejam”.
Dalam kecamannya yang paling panjang terhadap pemerintah Israel, von der Leyen mengkritik rencana pemukiman ilegal yang akan membelah Tepi Barat menjadi dua, serta hasutan kekerasan yang dilakukan oleh para menteri sayap kanan Israel.
“Apa yang terjadi di Gaza tidak bisa diterima,” kata von der Leyen. “Eropa harus memimpin seperti yang telah dilakukan sebelumnya.”
Untuk mengakhiri kelumpuhan Eropa terhadap Gaza, von der Leyen mengusulkan untuk “menunda dukungan bilateral terhadap Israel”, dengan menangguhkan “semua pembayaran” kepada negara tersebut, kecuali untuk proyek-proyek masyarakat sipil. Dia juga menyerukan penangguhan sebagian perjanjian asosiasi blok tersebut dengan Israel “mengenai tindakan terkait perdagangan”.
Awal tahun ini, UE setuju untuk meninjau kembali kemitraan utamanya dengan Israel atau Perjanjian Asosiasi UE-Israel yang ditandatangani pada tahun 1995, sebagai tanggapan atas tindakan Israel yang sedang berlangsung di Gaza.
Diplomat utama UE Kaja Kallas juga mengajukan sepuluh opsi untuk memberikan sanksi kepada Israel dan Komisi baru-baru ini mengusulkan untuk menangguhkan sebagian Israel dari program penelitian dan inovasi Horizon Eropa UE.
Namun sejauh ini mustahil untuk mencapai konsensus karena perpecahan yang mendalam di Eropa, dengan banyak negara yang ingin mempertahankan hubungan mereka dengan Israel. Penangguhan bagian perdagangan dari perjanjian asosiasi akan memerlukan mayoritas yang memenuhi syarat, namun negara-negara besar seperti Jerman atau Italia kemungkinan besar tidak akan mendukung langkah tersebut.
“Saya sadar akan sulit menemukan mayoritas,” kata von der Leyen. “tetapi kita semua harus mengambil tanggung jawab kita sendiri.” Terakhir, von der Leyen juga menjanjikan sanksi terhadap “menteri ekstremis” Israel dan “pemukim yang melakukan kekerasan” di negara tersebut.