REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH, – Gerhana bulan total yang terjadi dari tanggal 7 hingga 8 September 2025 hanya bisa terlihat beberapa saat di Aceh akibat cuaca mendung dan gerimis. Meski menggunakan teleskop, fenomena alam ini tidak tampak jelas. Kepala Kanwil Kemenag Aceh, Azhari, menyampaikan hal tersebut pada Senin dini hari.
Pemantauan gerhana bulan dilakukan oleh Tim Falakiyah Observatorium Tgk Chiek Kuta Karang di kantor Kanwil Kemenag Aceh, Banda Aceh. Sebelum pengamatan, para pengunjung melaksanakan shalat sunnah khusuf (shalat gerhana bulan).
Azhari menjelaskan bahwa meski gerhana tidak terlihat jelas, tim tetap melakukan pengamatan hingga akhir puncak gerhana pada pukul 01.52 WIB. "Tapi tim kita tetap menunggu sampai selesai. Mungkin beberapa saat ke depan bisa cerah, dan gerhananya bisa tampak," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, Azhari menekankan agar fenomena gerhana bulan tidak dikaitkan dengan kematian atau musibah, melainkan sebagai tanda keagungan Allah SWT. Dia mengajak masyarakat, khususnya umat Muslim, untuk terus memperbaiki diri.
Gerhana bulan total ini merupakan yang terlama sejak 2022, dimulai dengan gerhana bulan penumbra pada pukul 22.28 WIB dan gerhana bulan sebagian pukul 23.27 WIB. Puncaknya, bulan berubah menjadi merah sepenuhnya pada pukul 00.30 WIB, yang dikenal sebagai blood moon, berlangsung selama 1 jam 22 menit hingga pukul 01.52 WIB.
Gerhana bulan total terjadi ketika bulan melewati bayangan inti (umbra) bumi secara penuh, di mana bumi berada di antara matahari dan bulan.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.