REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa pihaknya tengah menjalani pembicaraan gencatan senjata mendalam dengan Hamas. Ini ia sampaikan saat ditanya oleh seorang reporter di Ruang Oval tentang status negosiasi penyanderaan yang dimediasi antara Israel dan Hamas.
"Kami sedang melakukan negosiasi yang sangat mendalam dengan Hamas,” ujar Trump. Ia mengatakan, pihaknya mendesak Hamas melepaskan semua sandera jika ingin kondisi di Gaza membaik.
Jika Hamas tidak memulangkan para tawanan dari Gaza, menurutnya situasi akan jadi lebih parah. "Ini akan menjadi situasi yang sulit, ini akan menjadi buruk... terserah Israel, tapi itulah pendapat saya."
Dia mengatakan bahwa dari setidaknya 20 sandera yang diyakini masih hidup, "mungkin ada beberapa yang baru saja meninggal, itulah yang saya dengar. Saya harap itu salah."
Trump mengulangi poin yang dia sampaikan dalam postingan Truth Social pada Kamis, di mana dia meminta Hamas untuk segera membebaskan sisa sandera yang masih hidup. Unggahan itu menunjukkan bahwa AS dapat menerima kelangsungan kelompok tersebut jika mereka mengembalikan sandera.

Hamas berulang kali menyatakan siap mengembalikan semua sandera, bahkan sejak awal agresi militer Israel. Kendati demikian, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terus menggagalkan upaya gencatan senjata.
Mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, lembaga penyiaran publik Israel Kan melaporkan pada Jumat bahwa beberapa bulan sebelum Israel memulai serangannya pada Mei 2024 di Rafah, kepala IDF saat itu Herzi Halevi berusaha meyakinkan Netanyahu untuk menerima kesepakatan yang akan membebaskan semua sandera secara bersamaan. Menurut rencana yang dirumuskan militer, pembebasan seluruh sandera yang ditahan di Gaza akan memudahkan IDF untuk mengalahkan Hamas.
Namun, ketika Halevi mengajukan proposal tersebut pada pertemuan kabinet keamanan tingkat tinggi, Netanyahu dengan cepat menolaknya dan menganggapnya mewakili “kekalahan” bagi Israel, menurut Kan.
Penolakan Netanyahu terhadap rencana tersebut dilaporkan sangat tegas sehingga hal tersebut bahkan tidak disarankan kepada perunding gencatan senjata Israel, dan pemerintah malah mendorong perjanjian bertahap.
Bulan lalu, Hamas mengatakan pihaknya telah menyetujui gencatan senjata sebagian dan kesepakatan pembebasan sandera yang hampir sama dengan kesepakatan yang disetujui Israel sebelumnya. Yerusalem belum menanggapi usulan tersebut, dan Netanyahu juga belum membawanya ke kabinet untuk dibahas, dan pada Ahad dilaporkan bahwa usulan tersebut “tidak dibahas.”
Netanyahu mengatakan di depan umum bahwa dia tidak akan menerima kesepakatan parsial dengan Hamas dan sebaliknya menuntut kesepakatan komprehensif yang akan mengembalikan semua tawanan sekaligus dan membuat organisasi Palestina itu menyerah dan gantung senjata.