Kamis 04 Sep 2025 08:20 WIB

IGPC Sematkan 5 Pejuang Kemerdekaan Sebagai Nama Lambung Kapal untuk Misi Menembus Blokade Gaza

Lima kapal IGPC siap berangkat dari Tunisia dalam Global Sumud Flotilla.

Relawan dari puluhan negara yang tergabung dalam Global Sumud Flotilla mengikuti Pelatihan Non-Kekerasan dalam misi kemanusiaan Menembus Blokade Gaza di Gedung General Union of Tunisian Worker, Tunisia, Selasa (2/9/2025). Para relawan dari 44 negara ini termasuk sebanyak sekitar 30 relawan dari Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) nantinya akan mengikuti pelayaran melalui jalur laut Mediterania dalam rangka mengantar bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza. Sebelum ber
Foto: Republika/Thoudy Badai
Relawan dari puluhan negara yang tergabung dalam Global Sumud Flotilla mengikuti Pelatihan Non-Kekerasan dalam misi kemanusiaan Menembus Blokade Gaza di Gedung General Union of Tunisian Worker, Tunisia, Selasa (2/9/2025). Para relawan dari 44 negara ini termasuk sebanyak sekitar 30 relawan dari Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) nantinya akan mengikuti pelayaran melalui jalur laut Mediterania dalam rangka mengantar bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza. Sebelum ber

Laporan Jurnalis Republika Bambang Noroyono dan Thoudy Badai dari Tunisia

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Kapal-kapal yang membawa relawan dan aktivis Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) dalam misi menembus blokade Gaza mengambil tokoh-tokoh pahlawan nasional sebagai nama lambung kapal. Lima kapal IGPC diberi nama Sukarno, Diponegoro, Pati Unus, Hasanuddin, dan Malahayati. 

Baca Juga

IGPC akan bergabung dalam misi pelayaran damai Global Sumud Flotilla di Laut Mediterania untuk membuka akses bantuan kemanusian ke Gaza yang sudah lebih dari 23 bulan dalam penjajahan Zionis Israel. Koordinator IGPC Muhammad Husein menerangkan konvoi damai melalui jalur laut untuk membuka blokade Gaza tersebut akan diikuti oleh ribuan relawan dan aktivis kemanusian dari sedikitnya 44 negara. 

Pelayaran akbar tersebut, menjadikan Tunisia sebagai titik keberangkatan serempak pada Ahad (7/9/2025) mendatang. "Dan Indonesia sudah menyiapkan lima kapal, yang diberi nama (lambung) dengan tokoh-tokoh pejuang, pahlawan nasional," kata Husein di Tunis, Tunisia, Rabu (3/9/2025). "Kapal Sukarno, Kapal Diponegoro, Kapal Malahayati, Kapal Pati Unus, dan Kapal Hasanuddin," ujar Husein

 

 

 

 

Lima kapal Indonesia yang membawa sekitar 30 delegasi damai untuk misi membuka blokade Gaza itu, menggenapi sementara 65 kapal relawan dan aktivis lainnya yang berpartisipasi dalam Global Sumud Flotilla. Diperkirakan dari semua kapal, peserta pelayaran damai itu ditaksir lebih dari 300-an aktivis dan relawan dari 44 negara. 

Jumlah kapal Indonesia, pun bakal bertambah. Karena kata Husein ada beberapa kapal laut dari Indonesia lainnya yang masih dalam proses pelunasan bayar. Sehingga, kata Husein ada kemungkinan para relawan dan aktivis peserta Global Sumud Flotilla untuk membuka blokade Gaza dari Zionis Israel semakin bertambah.

Duta Besar (Dubes) Indonesia di Tunisia Zuhairi Misrawi saat ditemui di Tunis, mendukung partisipasi IGPC dalam konvoi laut akbar Global Sumud Flotilla menembus blokade Gaza itu. Zuhairi, pun mendukung IGPC mengenakan nama-nama pahlawan nasional sebagai nama lambung kapal untuk pelayaran damai itu. Karena menurut dia, partisipasi relawan dan aktivis Indonesia harus turut menyertakan kebanggaan terhadap para pejuang-pejuang kemerdekaan.

"Saya sangat senang kapal-kapal Indonesia Global Peace Convoy dalam misi Global Sumud Flotilla ini menyertakan nama-nama pejuang bangsa (Indonesia). Terutama Sukarno," kata Zuhairi, Rabu (3/9/2025). Sebab kata Zuhairi, para pahlawan yang namanya dijadikan lambung kapal tersebut merupakan tokoh-tokoh besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

"Dan terutama nama Bung Karno (Sukarno). Karena perjuangan kemerdekaan ini, tidak lepas dari nama Bung Karno. Dan sejarah perjuangan bangsa Palestina untuk merdeka juga, adalah perjuangan bangsa Indonesia yang disampaikan Bung Karno yang sangat menentang penjajahan di atas muka bumi," ujar Zuhairi. Dan hingga saat ini, Indonesia pun tetap pada kesadaran bangsa yang menghendaki rakyat di Gaza-Palestina dapat keluar dari kungkungan penjajahan Zionis Israel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement