Selasa 05 Aug 2025 11:40 WIB

Warga Gaza Terus Bertumbangan, Kain Kafan Semakin Langka

Sejumlah jenazah terpaksa dibungkus dengan selimut bermotif tebal.

Rep: Mg162/ Red: Teguh Firmansyah
Kerabat anak Palestina Salem Hussein, 12, yang syahid dalam pemboman tentara Israel di Gaza, berduka di samping jenazahnya di Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza pada Selasa, 22 Juli 2025.
Foto: AP Photo/Jehad Alshrafi
Kerabat anak Palestina Salem Hussein, 12, yang syahid dalam pemboman tentara Israel di Gaza, berduka di samping jenazahnya di Rumah Sakit Shifa di Kota Gaza pada Selasa, 22 Juli 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, JALUR GAZA -- Setidaknya 40 warga Palestina terbunuh pada Senin (4/8) akibat tembakan dan serangan udara Israel di Jalur Gaza, termasuk 10 orang yang sedang mencari bantuan kemanusiaan.

Otoritas kesehatan setempat juga melaporkan lima kematian akibat kelaparan, yang menurut lembaga-lembaga kemanusiaan menandakan bencana kelaparan sedang berlangsung.

Baca Juga

Sepuluh korban jiwa tercatat dalam dua insiden terpisah di dekat lokasi distribusi bantuan milik Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang didukung Amerika Serikat, di wilayah Gaza tengah dan selatan.

PBB menyebutkan, sejak GHF mulai beroperasi pada Mei 2025, lebih dari 1.000 orang terbunuh ketika mencoba menerima bantuan, sebagian besar akibat ditembak pasukan Israel yang berjaga di sekitar lokasi distribusi.

Bilal Thari (40) termasuk di antara para pelayat di Rumah Sakit Al Shifa, Kota Gaza, yang pada Senin berkumpul untuk mengambil jenazah korban penembakan sehari sebelumnya saat mencari bantuan.

“Setiap orang yang pergi ke sana, pulang dengan membawa sekantong tepung, atau digotong di tandu sebagai martir, atau terluka. Tidak ada yang pulang tanpa cedera,” ujarnya.

Sehari sebelumnya, setidaknya 13 warga Palestina tewas saat menunggu kedatangan truk bantuan PBB di perlintasan Zikim, perbatasan Israel–Gaza utara.

Di rumah sakit, sejumlah jenazah terpaksa dibungkus dengan selimut bermotif tebal karena kain kafan putih yang memiliki makna khusus dalam pemakaman Islam semakin langka. Kekurangan ini disebabkan pembatasan perbatasan oleh Israel dan lonjakan jumlah korban meninggal setiap hari.

Otoritas Israel menyalahkan Hamas atas krisis kemanusiaan di Gaza. Israel mengklaim telah mengambil langkah-langkah untuk memperluas distribusi bantuan, termasuk penghentian pertempuran selama beberapa jam di sejumlah wilayah, pengiriman bantuan udara, dan penetapan jalur aman untuk konvoi kemanusiaan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement