
Oleh: Suyadi Pawiro, Staf Ahli Hubungan Pusat dan Daerah, Kemenpora
REPUBLIKA.CO.ID, Anak anak muda Gen Z dan milenium, mungkin tidak mengenal motto pemerintahan Orde Baru, “memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan Masyarakat. Motto ini esensinya adalah kampanye agar masyarakat aktif berolahraga untuk menjadi lebih bugar dan sehat.
Kebugaran, sebagaimana ditunjukan oleh berbagai penelitan, terbukti berkorelasi positif terhadap kemampuan dan daya tahan dalam menghadapi covid-19 yang lalu. Pasca pandemi covid-19, minat masyarakat berolahraga, utamanya anak muda di kota-kota, semakin tinggi. Meningkatnya minat Gen Z dan milenial dalam berolahraga, utamanya dalam dua tahun belakangan, nampaknya perlu dikaji lebih jauh. Perlu disiapkan perubahan atau pergeseran fokus program kegiatan untuk lima tahun mendatang.
Tren berolahraga Gen Z dan Milenial, utamanya di kota-kota, dipengaruhi setidaknya oleh dua hal. Pertama, ketersediaan fasilitas olahraga yang nyaman, utamanya di sekitar tempat tinggalnya. Kedua, pengaruh media sosial. Kondisi ini tidak terlepas dari karakteristik Gen Z dan Milenial yang disebut sebagai generasi pribumi digital atau digital native.
Sebuah survey yang dilakukan Populix bulan Januari 2025 lalu menemukan data menarik. Pertama, 9 dari 10 responden berolahraga rutin minimal satu kali dalam sepekan atau 94 persen. Kedua, mayoritas responden adalah generasi G-Z dan pekerja dengan anak. Ketiga, mayoritas (65 persen) melakukan olahraga di rumah atau deket rumah.
Temuan lain yang menarik adalah “kenyamanan” dan aksesibilitas fasilitas olahraga menjadi “tuntutan” generasi Z dan pekerja usia muda ini. Mayoritas responden berolahraga dalam upaya menjaga kebugaran dan kesehatan.
Data survey ini tentu jauh menggembirakan dibanding data tahun 2023 dari SDI-Kemenpora tahun 2024 dimana ditemukan hanya 4 dari 10 anak muda yang berolahraga.
Tren tumbuhnya partisipasi berolahraga di kalangan generiasi Z dan milenium menarik minat banyak pihak untuk mendalami lebih jauh. Media mainstream dan media sosial cukup ramai memberitahukan meningkatnya jumlah Gen Z dan Milenial yang berolahraga.
Belakangan juga munculnya olahraga “baru” yang menyedot minat anak-anak muda kelas menengah atas seperti pilates dan padel yang booming dalam dua tahun belakangan.
Fenomena meningkatnya partisipasi berolahraga khususnya di kalangan anak muda, menjadi perhatian Kiky, akademisi UNAIR. Penelitian sedang berlangsung. Namun, temuan sementara diindikasikan, tren Gen Z dan milenium aktif berolahraga, dipengaruhi oleh media sosial yang yang positif, atau disebutnya sebagai “FOMO Positivity”.
FOMO yang membawa pengaruh baik pada diri sendiri dan lingkunganya, berolahraga. Fear of Missing Out (FOMO), perasaan takut ketinggalan dari temen temen sekitar, dan kemudian mengambil langkah dengan ikut berolahraga.
Ciri lain dari Gen Z adalah mudah cemas, termasuk takut terhadap kesehatannya. Hal ini paralel dengan temuan survey Populix, yang menyatakan bahwa salah satu pendorong kuat mereka berolahraga adalah perasaan takut sakit (alasan kesehatan).