Senin 14 Jul 2025 06:43 WIB

Jemaat Gereja Baku Hantam di Wamena, Apa Hal?

Satgas Damai Cartenz turun tanga lerai baku pukul.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Fitriyan Zamzami
Sejumlah warga membawa senjata panah berjalan usai kerusuhan massa di Wamena, Papua, Jumat (24/2/2023). (Ilustrasi).
Foto: Antara/Iwan Adisaputra
Sejumlah warga membawa senjata panah berjalan usai kerusuhan massa di Wamena, Papua, Jumat (24/2/2023). (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WAMENA — Dua kelompok jemaat gereja di Wamena, Jayawijaya, Papua Pegunungan bentrok dan saling baku pukul pada Ahad (13/7/2025) waktu setempat. Bentrokan komunal tersebut terjadi lantaran jadwal pelaksanaan ibadah. Satgas Damai Damai Cartenz melaporkan dua jemaat yang saling baku-hantam tersebut adalah Jemaat Baptis Papua, dan Jemaat Baptis West Papua. Syukurnya tak ada korban jiwa dalam bentrokan itu, dan kepolisian berhasil mendamaikan dua kelompok Jemaat Gereja Baptis Hubula di Sinakma itu.

Kepala Satgas Operasi Damai Cartenz Brigadir Jenderal (Brigjen) Faizal Ramadhani mengatakan, keributan sesama jemaat gereja itu terjadi pagi tadi (13/7/2025). Kata dia sekitar pukul 08:00 WIT dilaporkan dua jemaat gereja saling berhadap-hadapan dalam penguasaan rumah ibadah untuk pelaksanaan peribadatan. “Keributan itu dipicu oleh persoalan pelaksanaan ibadah antara Jemaat Baptis Papua dan Jemaat Baptis West Papua,” kata Faizal dalam keterangan resmi yang diterima wartawan, Ahada (13/7/2025). Ketegangan situasi, kata Faizal semakin tinggi setelah salah-satu pihak yang ingin menguasai gereja mencoba melakukan pemalangan kayu di pintu masuk gereja.

Baca Juga

“Akibat insiden tersebut, terjadi bentrokan yang berawal dari pemalangan pintu gereja dari dalam oleh salah-satu jemaat gereja. Dan dari luar, terjadi pelemparan-pelemparan yang membuat kaca-kaca jendela gereja mengalami pecah,” kata Faizal. Dan dari kejadian tersebut, dua rumah pastoral yang berada di dekat Gereja Baptis Hubula itu, pun jadi sasaran penyerangan sehingga mengalami kerusakan. Keadaan, pun sempat semakin tak terkendali karena masing-masing jemaat mengandalkan massa dan saling berhadap-hadapan.

Atas situasi tersebut, kata Faizal tim gabungan dari kepolisian, pun bergegas untuk melerai bentrokan. bersama-sama Satgas Damai Cartenz, dan pasukan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) aparat keamanan berhasil memisah dua jemaat gereja yang bentrok dan meminta untuk dilakukan mediasi damai agar bentrokan tak berlanjut, dan tak berulang. “Pendekatan-pendekatan persuasif yang dilakukan sehingga akhirnya membuat situasi dapat dikendalikan dan jemaat berhasil dikendalikan secara damai,” ujar Faizal.

Kasatgas Humas Damai Cartenz Komisaris Besar (Kombes) Yusuf Sutedjo menambahkan mediasi yang dilakukan aparat keamanan itu merupakan bentuk tanggung jawab agar bentrokan sesama masyarakat tak terjadi di Wamena, Papua Pegunungan. “Kami berhasil memfasilitasi komunikasi dan mediasi antara kedua belah pihak agar tidak terjadi tindakan-tindakan yang anarkistis,” kata Yusuf. Dan dari mediasi tersebut, kedua jemaat gereja pun saling berdamai. “Tidak ada korban dalam kejadian tersebut,” ujar Yusuf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement