REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengajak para pelaku seni dan budaya di Maluku untuk memanfaatkan potensi musik daerah ini sebagai alat diplomasi budaya menuju pasar internasional.
“Musik Maluku ini unik, sekarang di media sosial banyak orang suka dengan musik Indonesia timur, bisa kita perhatikan warna musiknya mirip Afro Beat Afrika dan ada unsur latin Amerika-nya, bahkan zumba dimana-mana sekarang banyak pakai musik Indonesia timur,” ujarnya di Ambon, Rabu malam.
Penjelasan itu disampaikan dalam pertemuan Komisi VII DPR dengan Wagub Maluku Abdulah Vanath, Sekda Sadali Ie, serta Forkopimda Maluku, Pimpinan TVRI dan RRI serta Perum LKBN ANTARA.
Rombongan Komisi VII DPR RI dipimpin Wakil Ketua Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, Lamhot Sinaga, Samuel Wattimena, dan Siti Mukaromah, bersama staf kementerian terkait mitra komisi melakukan kunjungan kerja reses ke Provinsi Maluku, dan melaksanakan sejumlah agenda, termasuk pertemuan dengan Forkopimda setempat.
Menurut Rahayu, musik tradisional maupun modern Maluku memiliki nilai seni yang tinggi dan dapat menjadi daya tarik tersendiri di kancah global.
”Saya banyak dengar lagu-lagu Indonesia timur, khususnnya Maluku, ini sangat potensial untuk bisa dikembangkan dan bisa menjadi salah satu kekayaan Maluku yang bisa go internasional bukan hanya dari segi perikanan,” tuturnya.
Ia menekankan pentingnya pengembangan ekonomi kreatif berbasis kekayaan budaya lokal, termasuk musik, untuk meningkatkan daya saing dan memperkenalkan identitas budaya Indonesia ke dunia internasional.
Hal itu, kata dia, tak lepas dari bagaimana pemangku kepentingan terkait di Maluku dapat memperjuangkan musik khas Maluku sebagai kekayaan intelektual yang dimiliki.