Selasa 03 Jun 2025 19:36 WIB

Program Job Fair Pemprov Jakarta Dikritisi, Begini Jawaban Pramono

Legislator menilai program job fair yang digelar Pemprov Jakarta belum optimal.

Rep: Bayu Adji Prihammanda/ Red: Mas Alamil Huda
Para orang tua pencari kerja menunggu anaknya menghadiri pameran bursa kerja Jakarta Jobfair di Gelanggang Olahraga Pulo Gadung, Jakarta Timur, Senin (19/5/2025). Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar pameran bursa kerja di dua titik di wilayah Jakarta Timur yakni di GOR Ciracas dan GOR Pulo Gadung selama dua hari hingga Selasa (20/5) besok. Sebanyak 37 perusahaan berpartisipasi dalam pameran tersebut dengan harapan mampu menyerap tenaga kerja untuk mengurangi angka pengangguran di DKI Jakarta.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Para orang tua pencari kerja menunggu anaknya menghadiri pameran bursa kerja Jakarta Jobfair di Gelanggang Olahraga Pulo Gadung, Jakarta Timur, Senin (19/5/2025). Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar pameran bursa kerja di dua titik di wilayah Jakarta Timur yakni di GOR Ciracas dan GOR Pulo Gadung selama dua hari hingga Selasa (20/5) besok. Sebanyak 37 perusahaan berpartisipasi dalam pameran tersebut dengan harapan mampu menyerap tenaga kerja untuk mengurangi angka pengangguran di DKI Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Program bura kerja atau job fair yang digagas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta mendapat kritik dari lagislator. Pasalnya, program itu dinilai belum memberikan dampak untuk mengatasi angka pengangguran di Jakarta.

Gubernur Jakarta Pramono Anung mengatakan, pihaknya sangat serius untuk membuka lapangan kerja. Karena itu, program job fair yang dilakukan tidak hanya sebagai formalitas semata. 

Baca Juga

"Rekan-rekan sekalian, untuk urusan job fair secara serius kami menangani," kata dia, Selasa (3/5/2025).

Meski begitu, ia mengatakan, Pemprov Jakarta disebut tidak melakukan publikasi secara luas terkait program job fair yang dilakukan. Alasannya, agar orang-orang yang datang sesuai dengan lowongan pekerjaan yang disediakan dalam job fair tersebut. 

"Kenapa kami tidak mempublikasikan dalam bentuk yang terlalu besar? Karena kami ingin seorang yang datang itu betul-betul orang dengan kapasitas yang dibutuhkan," kata Pramono. 

Ia mengeklaim, beberapa orang yang datang dalam job fair yang dilaksanakan Pemprov Jakarta sudah bisa bekerja. Karena itu, ia menilai, program job fair yang dilakukan sudah sesuai.

"Kami memang bukan yang kemudian yang seperti itu perlu kami expose berlebihan. Karena memang sudah menjadi kewajiban pemerintah untuk bisa menyediakan lapangan kerja bagi warganya," kata dia.

Sebelumnya, Ketua Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD Provinsi Jakarta, William Aditya Sarana, menilai program bursa kerja atau job fair yang digelar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta belum optimal. Pasalnya, program itu dinilai belum banyak berdampak menurunkan angka pengangguran.

William mengatakan, program job fair yang dibuat oleh Gubernur Jakarta Pramono Anung itu masih belum diketahui banyak orang. Selain itu, program itu juga dinilai belum banyak dirasakan manfaatnya. Hal itu juga telah diungkapkan dalam hasil survei Indikator Politik Indonesia mengenai tingkat kepuasan publik terhadap kinerja gubernur-gubernur di Pulau Jawa.

“Ternyata masih ada sekitar 47 persen warga Jakarta yang belum mengetahui job fair. Kemudian, ada banyak orang yang kurang percaya kalau programnya bisa menurunkan angka penggangguran di Jakarta,” kata dia, Jumat (30/5/2025).

Menurut dia, Pemprov Jakarta harus mengevaluasi pelaksanaan program tersebut. Dengan begitu, penyelenggaraan job fair bisa lebih optimal lagi nantinya.

“Seharusnya program job fair ini berdampak kepada masyarakat yang sedang mencari pekerjaan di tengah-tengah kesulitan ekonomi saat ini, yaitu ketika pemecatan terjadi di mana-mana dan daya beli masyarakat sedang menurun,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement