Ahad 01 Jun 2025 17:43 WIB

Pusat Bantuan AS-Israel jadi Ladang Pembantaian di Gaza

Warga Gaza dipanggil ke pusat bantuan kemudian ditembaki tentara Israel.

Warga Palestina membawa pria yang terluka setelah ditembak di pusat distribusi bentukan AS-ISrael di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Kamis, 29 Mei 2025.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Warga Palestina membawa pria yang terluka setelah ditembak di pusat distribusi bentukan AS-ISrael di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Kamis, 29 Mei 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Israel bantai warga Gaza yang menjemput makanan di pusat bantuan Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang dibentuk dengan dukungan Amerika Serikat. Penyintas menuturkan, mereka dipanggil datang ke lokasi bantuan kemudian ditembaki pasukan Israel.

Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan sedikitnya 31 orang syahid akibat tembakan Israel dan 200 lainnya terluka di dekat distribusi bantuan di kota Rafah di Gaza selatan. Satu orang juga syahid dan 32 lainnya luka-luka di pusat distribusi bantuan lainnya dekat Koridor Netzarim di Gaza tengah, kata pernyataan yang dipublikasikan di Telegram. 

Baca Juga

Secara total, 49 warga Palestina telah syahid dan lebih dari 300 orang terluka di sekitar pusat distribusi yang dikelola GHF di Rafah dan Koridor Netzarim sejak insiden mematikan pertama terjadi pada 27 Mei.

Sameh Hamuda, seorang pengungsi dari kota Beit Lahiya di Gaza utara, mengatakan dia telah berjalan kaki dari Kota Gaza dan menghabiskan malam bersama kerabatnya di sebuah tenda dekat Rafah sebelum menuju ke pusat bantuan saat fajar untuk menunggu di antara kerumunan orang. 

"Mereka mulai membagikan bantuan, namun tiba-tiba drone quadcopter menembaki orang-orang, dan tank-tank mulai melepaskan tembakan keras. Beberapa orang tewas tepat di depan saya," kata pria berusia 33 tahun itu kepada kantor berita AFP. 

"Saya berlari dan selamat. Kematian mengikuti Anda selama Anda berada di Gaza." Abdullah Barbakh (58 tahun), menggambarkan “kekacauan, teriakan, dan kepadatan yang berlebihan” di tempat kejadian. "Tentara melepaskan tembakan dari drone dan tank. Kekacauan terjadi, dan daerah itu dipenuhi para syuhada dan yang terluka. Saya tidak mengerti mengapa mereka memanggil orang-orang ke pusat bantuan dan kemudian menembaki mereka," katanya. “Apa yang harus kami lakukan?”

Israel memblokade Gaza, menyebabkan kelaparan parah di wilayah itu sejak Maret lalu. Mereka kemudian membentuk yayasan swasta dengan dukungan AS untuk menyalurkan tetesan bantuan di selatan Gaza. PBB dan lembaga kemanusiaan dunia mengecam skema itu. Benar saja, sejak mulai beroperasi, pusat bantuan itu diserbu warga Gaza yang kelaparan yang kemudian ditingkahi pasukan Israel dengan penembakan mematikan.

Afeef Nessouli, seorang sukarelawan di organisasi bantuan medis Glia International, mengatakan GHF “belum berhasil mendistribusikan bantuan” karena Israel baru-baru ini mengizinkan bantuan terbatas masuk ke wilayah kantong tersebut. Nessouli, yang berbicara kepada Aljazirah dari kota al-Qarara dekat Rafah di Gaza selatan, mengatakan bahwa kelompok bantuan yang didukung AS telah mempersenjatai makanan sejak mereka mulai bekerja pekan lalu.

"Pagi ini sangat ramai (di al-Qarara). Tampaknya tempat distribusi ini tidak terorganisir dan memiliki niat jahat, sejujurnya," katanya. “GHF belum berhasil sampai hari ini dan bahkan tampaknya menargetkan warga Palestina ketika mereka sangat lapar ketika mereka mencoba mendapatkan bantuan,” relawan tersebut menekankan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement