REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengaku sudah memperingatkan potensi longsor susulan dapat terjadi di galian C Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon sejak tahun 2021. Ia pernah mendatangi lokasi tambang tersebut pada 7 Oktober tahun 2021 saat longsor terjadi hingga terulang kembali pada 30 Mei tahun 2025 yang menewaskan 14 orang sementara.
Dalam lama Instagram resmi miliknya, Dedi memutar ulang rekaman video tentang dirinya yang berkunjung ke Galian C Gunung Kuda tahun 2021. Ia saat itu bertemu dengan sejumlah warga dan menanyakan tentang kondisi longsor yang terjadi.
Saat berkunjung ke Galian C Gunung Kuda, ia belum menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat dan menjabat sebagai anggota DPR RI. Dedi sempat menanyakan kepada sejumlah warga di sekitar galian C tentang kondisi longsor yang terjadi.
Akan tetapi, para warga terlihat enggan memberikan jawaban terhadap Dedi. Bahkan mereka mengaku tidak mengetahui bahwa jika terjadi longsor.
Ia melihat proses penambangan di galian C tersebut salah. Meski bukan berasal dari komisi yang mengurusi galian C, Dedi meminta agar ESDM untuk segera menindak.
"Saya komisi di bidang lingkungan hidup, kalau dari sisi lingkungan hidup ini bahaya, potensi roboh tinggi, batuannya bukan batuan yang keras, kata Dedi tahun 2021 lalu.
Ia pun sempat bertemu dengan seseorang yang diduga pekerja di lokasi dan mengimbau Dedi Mulyadi untuk menjauh dari lokasi. Sebab dikhawatirkan terjadi longsor.
"Ya makanya saya bilang bapak bilang takut meleleh, lah ini kenapa gak ditindak dulu karena ini potensi robohnya kuat," kata dia.
Di video yang lain, Dedi Mulyadi mengatakan Pemprov Jabar mengeluarkan keputusan untuk memberikan sanksi administratif berupa penghentian izin pengelolaan tambang galian C yang terletak di Gunung Kuda yang dikelola oleh Pondok Pesantren.
"Semoga peristiwa ini terulang lagi, karena peristiwa ini telah mengakibatkan kematian. Lebih dari 14 orang meninggal dunia karena kelalaian pengelolaan di area tambang tersebut dan lainnya menyampaikan luka luka," ucap Dedi.
Ia menyampaikan duka yang dalam terhadap korban meninggal dunia. Mereka yang meninggal dunia diterima iman Islamnya dan amal ibadahnya dan mendapatkan tempat di sisi Allah SWT.
"Yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan ketawakalan dan masyarakat tidak mendekati area tersebut karena masih berpotensi terjadi longsor susulan," kata dia.