Senin 12 May 2025 07:21 WIB

Diledakkan 100 Ribu Ton Bom, Hamas Malah Tambah 30 Ribu Prajurit, Eks IDF: Israel tak akan Menang

Eks jenderal IDF sebut Israel tak pernah bisa hancurkan Hamas.

Rep: Muhyiddin/ Red: Erdy Nasrul
Semakin banyak tentara Israel yang meninggal dunia karena dibom Hamas
Foto: AP Photo/Maya Alleruzzo
Semakin banyak tentara Israel yang meninggal dunia karena dibom Hamas

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Militer Israel terus berusaha meringsek ke berbagai simpul pertahanan Hamas di Gaza. Namun hal itu bukan tanpa konsekuensi, mereka harus masuk ke jebakan yang sudah disiapkan Hamas sehingga nyawa mereka melayang.

Dengan mengutus banyak pasukan ke jalur Gaza, pemerintah Israel sejatinya sengaja membuat tentaranya mati sia-sia. Itu belum termasuk rencana gila Israel untuk menyerang kawasan Yaman, karena gerah dibombardir Houthi terus - menerus. Juga manuver nekat Israel menyerang Suriah dan Lebanon. Semua itu merupakan agresi militer yang merugikan ekonomi negara zionis.

Baca Juga

Pensiunan militer Israel Mayor Jenderal Yitzhak Brick menegaskan bahwa Israel kini menghadapi front kedelapan dalam perang (Yaman). Ia menegaskan bahwa Hamas telah menang secara efektif di Jalur Gaza, dan bahwa eselon politik dan militer telah "menyesatkan publik Israel," menurut surat kabar Israel Maariv beberapa waktu lalu.

Brick mengatakan bahwa tingkat penghancuran terowongan Hamas sebenarnya kurang dari 10 persen. Hamas telah membangun kembali kemampuannya dan memiliki sekitar 30.000 pejuang. Kekuatan Hamas semakin kuat walaupun Gaza dibombardir Gaza habis-habisan dengan menggunakan 100 ribu ton bom sebagaimana dilaporkan sejumlah kantor berita.

Ia juga menambahkan bahwa terowongan yang membentang dari Sinai ke Jalur Gaza tetap terbuka, dan penyelundupan terus berlanjut melalui terowongan tersebut. Ia menambahkan bahwa "baik Brigade Rafah maupun brigade lainnya tidak dieliminasi," sehingga menimbulkan keraguan pada narasi resmi tentara mengenai pencapaian tujuan perang di Gaza.

Strategi Eyal Zamir tak efektif

Brick juga mengkritik Kepala Staf yang baru, Eyal Zamir. Menurutnya, orang itu seratus persen merupakan boneka Netanyahu yang menganut delusi membebaskan tahanan Israel di Jalur Gaza melalui tekanan militer.

Ia menunjukkan bahwa Zamir telah menentang keyakinannya sebelumnya, yang telah ia sampaikan kepada Brick. Alih-alih mendorong kesepakatan komprehensif, ia malah memperparah pertempuran meskipun ia mengetahui kesia-siaan hal itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement