Sabtu 03 May 2025 17:01 WIB

Suriah di Ambang Perang Saudara Usai Assad Terguling, Israel Makin Merajalela

Israel membombadir Suriah dengan dalih melindungi komunitas Druze.

Puing-puing yang berserakan di lokasi serangan Israel di pangkalan udara militer dekat Hama, Suriah, Kamis, 3 April 2025. Pada awal Mei, Israel kembali melancarkan serangan udara ke Suriah.
Foto: Ap Photo
Puing-puing yang berserakan di lokasi serangan Israel di pangkalan udara militer dekat Hama, Suriah, Kamis, 3 April 2025. Pada awal Mei, Israel kembali melancarkan serangan udara ke Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID, Militer Israel membombardir wilayah pinggiran Damaskus, Suriah pada Kamis dan Jumat pekan ini, sambil mengeluarkan ancaman kepada kepemimpinan Presiden Ahmed al-Sharaa. Serangan Israel terhadap negara berdaulat itu dilancarkan dengan dalih merespons kerusuhan di kawasan yang dihuni komunitas Druze di Suriah.

Kerusuhan mulanya pecah pada Senin (28/5/2025) malam, Jaramana, di selatan pinggiran Damaskus, setelah rekaman audio tersebar di media sosial berisi suara seorang pria diduga menghina Nabi Muhammad SAW. Suara dalam rekaman audio itu disebut keluar dari mulut seorang ulama Druze. Namun, seorang ulama Druze lainnya, Marwan Kiwan mengatakan, dalam sebuah video bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas rekaman audio yang tersebar dan membuat marah kaum Muslim Sunni. 

Baca Juga

Berdasarkan laporan Times of Israel, empat hari bentrokan antara milisi bersenjata pro-pemerintah dan kelompok sekte minoritas di Suriah menewaskan hampir 100 orang dan memicu kekhawatiran dunia akan meledaknya konflik sekterian yang mematikan. Bentrok antara kelompok bersenjata dan pejuang Druze pekan ini dilaporkan yang terburuk sejak tergulingkan kepemimpinan Presiden Bashar al-Assad pada Desember 2024, yang mana keluarganya telah memimpin Suriah selama hampir lima dekade.

Usai bentrokan pecah di Jaramana, pertempuran kemudian menyebar ke daerah pinggiran di selatan kota Sakhnaya, yang memicu Israel melancarkan serangan udara pertamanya terhadap pasukan senjata pro-pemerintah. Aksi militer itu sebagai respons atas tekanan dari komunitas Druze di Israel, yang membuat pemerintahan Benjamin Netanyahu bersumpah untuk juga melindungi komunitas Druze di Suriah dan mengingatkan kelompok-kelompok Islam agar tidak memasuki kantong-kantong komunitas Druze.

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, bahkan mengeluarkan ancaman terbuka, “Jika kekerasan terhadap warga Druze di Suriah tidak dihentikan, kami akan merespons dengan sangat keras.”

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement