Rabu 30 Apr 2025 12:01 WIB

Kenaikan Harga Emas Dinilai Sinyal Kekhawatiran Atas Kondisi Ekonomi, Istana: Berlebihan

Harga emas dunia berpotensi tembus 4.000 dolar AS per troy ounce pada 2025.

Karyawan melayani warga yang melakukan transaksi jual beli emas perhiasan di salah satu toko emas di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Ahad (13/4/2025). Menurut karyawan toko ditengah tingginya harga emas saat ini jumlah warga yang menjual dan membeli perhiasan emas masih seimbang. Namun kini warga cenderung membeli/mencari emas perhiasan dengan berat kecil, umumnya tidak lebih dari 2,5 gram. Harga perhiasan emas muda kini berkisar antara Rp850 ribu hingga Rp870 ribu per gram, naik dari harga sebelum Lebaran yang berada di kisaran Rp750 ribu hingga Rp800 ribu per gram. Salah satu pembeli Indah, mengaku membeli emas perhiasan untuk disimpan selain itu menurutnya emas perhiasan juga lebih mudah untuk dijual kembali.
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan melayani warga yang melakukan transaksi jual beli emas perhiasan di salah satu toko emas di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Ahad (13/4/2025). Menurut karyawan toko ditengah tingginya harga emas saat ini jumlah warga yang menjual dan membeli perhiasan emas masih seimbang. Namun kini warga cenderung membeli/mencari emas perhiasan dengan berat kecil, umumnya tidak lebih dari 2,5 gram. Harga perhiasan emas muda kini berkisar antara Rp850 ribu hingga Rp870 ribu per gram, naik dari harga sebelum Lebaran yang berada di kisaran Rp750 ribu hingga Rp800 ribu per gram. Salah satu pembeli Indah, mengaku membeli emas perhiasan untuk disimpan selain itu menurutnya emas perhiasan juga lebih mudah untuk dijual kembali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menilai anggapan sejumlah pihak yang menghubungkan kenaikan harga emas dengan sinyal kekhawatiran kondisi ekonomi sekarang merupakan hal yang berlebihan. Harga emas dunia berpotensi tembus 4.000 dolar AS per troy ounce pada 2025. 

"Bahwa ada beberapa yang beranggapan kenaikan-kenaikan ini apakah sebuah sinyal kekhawatiran tentang kondisi ekonomi, saya kira itu terlalu berlebihan," ujar Prasetyo dalam pernyataannya kepada wartawan, Rabu (30/4/2025).

Baca Juga

Prasetyo mengatakan apabila terdapat masukan atau pandangan dari sejumlah pihak, dia berharap masukan yang diberikan bersifat konstruktif dan memberikan optimisme terhadap kondisi ekonomi Indonesia. Meski demikian, Prasetyo mengapresiasi berbagai pandangan yang ada dan menekankan pentingnya kewaspadaan dalam mengelola perekonomian serta merumuskan kebijakan ekonomi bangsa.

"Mari kita jadikan sebagai peringatan untuk kita terus waspada di dalam mengelola perekonomian kita dan di dalam merumuskan kebijakan-kebijakan ekonomi bangsa kita," kata dia.

Dalam kesempatan tersebut Prasetyo menyampaikan bahwa kenaikan harga emas di dalam negeri dipengaruhi oleh kenaikan harga emas dunia, dipicu oleh dinamika geopolitik dan geoekonomi yang meningkatkan permintaan emas secara signifikan. Dia mengatakan faktor-faktor tersebut menyebabkan mekanisme pasar bekerja, sehingga harga-harga emas dan komoditas-komoditas utama dunia ikut naik, termasuk di dalam negeri.

Selain itu, Prasetyo menilai bahwa masyarakat Indonesia masih menganggap emas sebagai instrumen investasi yang aman dan stabil. Kecenderungan kenaikan harga emas mendorong minat masyarakat untuk berinvestasi dalam bentuk emas.

Prasetyo juga menyebutkan bahwa kehadiran bank emas atau bullion bank yang sebelumnya telah diresmikan Presiden Prabowo Subianto, memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk berinvestasi emas dengan lebih baik dan aman.

"Ini beberapa faktor yang menyebabkan kecenderungan harga emas kita naik," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement