Senin 28 Apr 2025 20:12 WIB

Mata Kuliah Technopreneurship Dorong Gen Z Ciptakan Usaha Berbasis Teknologi

Cyber University ingin mencetak technopreneur muda yang memiliki etika.

Melalui mata kuliah technopreneurship, Cyber Univeristy ingin menanamkan etika dalam membangun usaha berbasis teknologi.
Foto: Cyber University
Melalui mata kuliah technopreneurship, Cyber Univeristy ingin menanamkan etika dalam membangun usaha berbasis teknologi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mata kuliah (matkul) Technopreneurship di Cyber University dirancang untuk membekali mahasiswa dengan pemahaman dan keterampilan dalam menciptakan, mengelola, serta mengembangkan bisnis berbasis teknologi digital.

Di tengah percepatan transformasi digital, peran technopreneur menjadi kunci dalam menciptakan solusi atas berbagai tantangan masyarakat melalui pendekatan inovatif dan teknologi yang adaptif. Matkul ini ini diajarkan di Program Studi Digital Entrepreneur (Kewirausahaan) Cyber University.

Zaenal Arief, Kaprodi Digital Entrepreneur Cyber University mengatakan, mahasiswa akan diperkenalkan pada konsep dasar technopreneurship dan pentingnya peran technopreneur dalam membentuk ekosistem digital yang berkelanjutan.

Terutama, sambungnya, Cyber University sebagai Kampus Fintech Pertama di Indonesia membuat matkul ini menjadi salah satu yang diunggulkan.

“Dalam proses pembelajarannya, mereka diajak mengidentifikasi peluang usaha digital dengan pendekatan berbasis teknologi. Melalui studi kasus dan eksplorasi tren industri, mahasiswa mengembangkan ide bisnis, merancang model bisnis digital, dan memvalidasi solusi mereka sesuai kebutuhan pasar,” katanya, dalam keterangan Senin (28/4/2025).

Ia menyebut, pendekatan learning by doing menjadi metode utama dalam mata kuliah ini untuk mendorong kreativitas dan kemampuan analitis mahasiswa dalam merancang produk digital yang relevan.

Selain itu, mata kuliah ini juga menekankan pentingnya pengembangan Minimum Viable Product (MVP) sebagai langkah awal dalam menguji konsep usaha secara cepat dan efisien.

“Mahasiswa dilatih menggunakan berbagai digital tools, menerapkan metodologi lean startup, dan menyusun strategi digital marketing untuk mengenalkan serta menguji produk mereka di pasar. Melalui praktik tersebut, mahasiswa akan memahami cara membangun bisnis digital yang adaptif terhadap perubahan dan kebutuhan pengguna,” jelasnya.

Selain itu, matkul technopreneurship juga menanamkan nilai-nilai kepemimpinan, kolaborasi, dan etika dalam membangun usaha berbasis teknologi. Ia menjelaskan, mahasiswa didorong untuk mempertimbangkan dampak sosial dari inovasi digital yang mereka ciptakan, sehingga tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi masyarakat luas.

“Kami ingin mencetak technopreneur muda yang tidak hanya tanggap terhadap perkembangan teknologi, tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan, etika, dan empati sosial. Mahasiswa kami harus siap menjadi bagian dari generasi pembawa perubahan,” tutup Arief.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement