REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua MPR RI Ahmad Muzani mengemukakan fenomena maraknya pola pikir instan di kalangan anak muda merupakan gejala yang harus diperbaiki di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks.
"Di bidang politik, ada yang belum pernah terjun ke masyarakat, tapi tahu-tahu dilantik jadi anggota DPR. Inilah tantangan kita sebagai alim, ulama, kiai, dan guru bangsa, kita tidak boleh kehilangan kesabaran dan kekuatan," kata Muzani di Gedung Nusantara V, kompleks parlemen, Jakarta, Jumat.
Hal itu disampaikan Muzani saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II dan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Al Jam'iyatul Washliyah atau Al-Washliyah dengan tema "Penguatan Perbaikan Akhlak Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045".
Dia mengatakan banyak anak muda ingin sukses tanpa melalui proses, ingin pintar tanpa belajar, ingin kaya tanpa kerja keras, bahkan ada pula yang ingin jadi dokter tanpa kuliah.
"Korupsi, misalnya, lahir dari keinginan instan untuk menjadi kaya tanpa proses, padahal tidak mungkin berhasil tanpa proses," ucapnya.
Muzani pun memandang organisasi Islam seperti Al-Washliyah memiliki peran dalam memperkuat akhlak bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
Tak hanya memperkuat keimanan, Muzani menyebut Al-Washliyah juga berperan dalam pembangunan bangsa dengan lembaga pendidikannya yang terbuka bagi pemeluk agama lain.
"Mereka sadar bahwa Nusantara butuh pendidikan, dakwah, dan kepedulian sosial. Tiga bidang inilah yang menjadi dasar gerakan Al-Washliyah," ujarnya.
Ketua MPR juga mengapresiasi dedikasi para dai Al-Washliyah yang bekerja dengan ikhlas, serta menjadi benteng terakhir dari paham-paham sesat dan radikalisme di tanah air.