Jumat 25 Apr 2025 11:23 WIB

Dosen Prodi Bisnis Digital UNM Kembangkan Teknologi Deteksi Penyakit Padi

Teknologi ini memungkinkan deteksi penyakit sejak dini hanya melalui foto daun padi.

Dua dosen Prodi Bisnis Digital UNM mengembangkan teknologi yang mampu mendeteksi dini penyakit padi hanya melalui foto daun padi.
Foto: UNM
Dua dosen Prodi Bisnis Digital UNM mengembangkan teknologi yang mampu mendeteksi dini penyakit padi hanya melalui foto daun padi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Inovasi teknologi dari dunia pendidikan kembali hadir untuk menjawab kebutuhan masyarakat.

Dosen Program Studi (prodi) Bisnis Digital Kampus Digital Bisnis Universitas Nusa Mandiri (UNM), Fajar Sarasati dan Widi Astuti, berkolaborasi dalam penelitian bertajuk “Enhancing Rice Disease Detection with K-Means Segmentation and Comparison of EfficientNetB0, ResNet50, and Xception.”

Menurut Fajar, penelitian ini fokus pada pengembangan sistem pendeteksi penyakit padi berbasis teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence), tujuannya membantu petani mengidentifikasi dan menangani serangan penyakit secara lebih cepat dan tepat.

“Padi adalah tulang punggung pangan Indonesia tetapi kerap terancam gagal panen akibat penyakit seperti blast, hawar, kresek, dan bercak coklat. Teknologi ini kami hadirkan sebagai solusi nyata untuk ketahanan pangan nasional,” jelas Fajar dalam rilis yang diterima, Jumat (25/4/2025).

Ia menegaskan dengan memanfaatkan metode K-Means Segmentation dan arsitektur EfficientNetB0, penelitian ini berhasil mengklasifikasikan lima jenis penyakit utama pada daun padi dengan akurasi hingga 89,06 persen.

Data diperoleh dari 1.275 citra daun padi yang diambil dari berbagai daerah pertanian di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Barat.

Menurut Widi, teknologi ini memungkinkan deteksi penyakit sejak dini hanya melalui foto daun padi. Ke depannya, hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan menjadi aplikasi mobile yang mudah digunakan oleh para petani di lapangan.

“Kami ingin menjembatani ilmu teknologi dengan kebutuhan riil masyarakat. Penelitian ini adalah langkah nyata kolaborasi antara dunia akademik dan dunia tani,” tambah Widi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement