REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Sosial (Wamensos) Agus Jabo Priyono mengajak mahasiswa turut terlibat dalam pengentasan kemiskinan dan mengambil peran aktif dalam meningkatkan kesejahteraan sosial untuk menuju Indonesia Emas 2045.
Hal tersebut disampaikan Wamensos Agus saat memberikan kuliah umum bertema "Sinergi Mahasiswa dan Pemerintah dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial untuk Menuju Generasi Indonesia Emas 2045" yang diselenggarakan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati di Bandung, Jawa Barat.
"Mahasiswa harus kritis, pintar, dan ikut terlibat dalam proses pengentasan kemiskinan," ujar Wamensos Agus dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Wamensos juga menekankan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan pemerintah untuk menyukseskan target Presiden Prabowo dalam penghapusan kemiskinan ekstrem pada tahun 2026, serta penurunan angka kemiskinan nasional menjadi 4,5–5 persen pada 2029.
"Presiden memerintahkan agar kemiskinan ekstrem yang saat ini berjumlah sekitar 3,17 juta jiwa dapat diselesaikan pada 2026," katanya.
Kementerian Sosial (Kemensos), lanjut dia, juga telah menjalin kerja sama dengan sembilan perguruan tinggi, termasuk UIN Sunan Gunung Djati di Bandung dalam program pemberdayaan desa.
"Mahasiswa diharapkan berperan aktif dalam mendampingi masyarakat agar lebih produktif dan tidak bergantung pada bantuan sosial," ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut Wamensos Agus juga menyoroti pentingnya memperkuat generasi muda sejak dini melalui program-program intervensi pemerintah, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pendirian Sekolah Rakyat berasrama untuk anak-anak dari keluarga miskin.
"Mereka nantinya menjadi anak-anak yang pintar, anak-anak yang menjadi pemimpin, menjadi agen-agen perubahan. Tidak hanya bisa menyejahterakan keluarganya, tetapi juga menyejahterakan masyarakat," paparnya.
Wamensos juga berpesan agar para agen perubahan tidak hanya cerdas secara intelektual, namun juga memiliki kepekaan sosial dan terlibat langsung dalam proses pembangunan bangsa.
Sementara itu Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Rosihon Anwar menyatakan kolaborasi antara Kemensos dan perguruan tinggi sejalan dengan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian kepada masyarakat.
Ia menegaskan UIN Bandung berkomitmen untuk mengambil peran aktif dalam pembangunan kesejahteraan sosial berbasis nilai-nilai keislaman dan keilmuan, serta mendorong mahasiswa terlibat langsung sebagai agen perubahan dalam menjawab tantangan bangsa, termasuk pengentasan kemiskinan.