Rabu 16 Apr 2025 15:47 WIB

MBG Kembali Bermasalah, Belasan Siswa di Batang Diduga Alami Keracunan

Terdapat 13 siswa dari kedua sekolah tersebut yang diduga mengalami keracunan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Mas Alamil Huda
Sejumlah siswa menyantap makanan dari pembagian Makanan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 004 Samarinda Utara, Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (20/1/2025).
Foto: ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Sejumlah siswa menyantap makanan dari pembagian Makanan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 004 Samarinda Utara, Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (20/1/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- Belasan siswa di Kabupaten Batang, Jawa Tengah (Jateng), diduga mengalami keracunan akibat sajian makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Peristiwa itu terjadi pada Senin (14/4/2025).

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Batang Bambang Suryantoro S mengatakan, peristiwa dugaan keracunan itu dialami siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 5 Proyonanggan dan SDN 3 Proyonanggan. Dia mengatakan, terdapat 13 siswa dari kedua sekolah tersebut yang diduga mengalami keracunan makanan.

Baca Juga

"Keluhannya mual, mules, agak pusing, hanya 13 anak. Tidak ada yang sampai opname karena begitu ada laporan itu dari dinas kesehatan langsung mendata, melihat, memeriksa, dan aman. Hari ini sudah pada sekolah semua, tidak sampai opname," ujar Bambang ketika dihubungi, Rabu (16/4/2025).

Bambang mengatakan, penyebab ke-13 anak tersebut mengalami gejala seperti keracunan diduga karena mi yang disajikan dalam menu MBG. "Penyebabnya kemungkinan bakminya, kemungkinan mi-nya," ucapnya.

Menurut Bambang, kejadian itu telah direspons Bupati Batang M Faiz Kurniawan. Dia mengatakan, Bupati Faiz akan mengevaluasi vendor program MBG pada kasus terkait. "Kalau memang vendornya tidak menjamin atau menjaga, nanti akan ditutup izinnya, dicabut izinnya. Itu kata Pak Bupati waktu wawancara kemarin," ujar Bambang.

Dia menambahkan, setelah kejadian dugaan keracunan tersebut, pihaknya akan mengintensifkan pengawasan pelaksanaan MBG. "Monitoring dan evaluasi kami ke sekolah-selolah, pada saat jam dibagikan, kita kontrol. Kalau yang ke dapur-dapur mungkin dari dinas kesehatan atau yang terkait," katanya.

"Mungkin dengan kejadian ini, kita evaluasi, mungkin dalam beberapa waktu perlu melihat ke dapur, melihat bahan-bahannya, proses masaknya, penyajiannya," tambah Bambang.

Meski Bambang menyebut hanya siswa di dua SD yang diduga keracunan MBG, tapi hal itu turut dialami murid di TK Islam Al Karomah yang berlokasi di Kauman, Batang. Hal tersebut diungkap Adi Pras (42 tahun), orang tua dari salah satu siswa yang diduga menjadi korban keracunan.

Adi mengungkapkan, terdapat tiga siswa di TK Islam Al Karomah yang diduga keracunan MBG, termasuk putrinya yang berusia 6 tahun. Adi menduga, putrinya mengalami gejala keracunan akibat mi yang menjadi menu karbohidrat MBG pada Senin lalu. "Sebenarnya makanannya itu bukan basi, tapi bau. Itu mungkin karena ada campuran bawangnya, terus dikemas beberapa jam, itu kan membuat baunya menyengat," ujarnya ketika diwawancara via telepon pada Rabu.

Adi menyesalkan bahwa informasi terkait dugaan keracunan itu diperolehnya dari putrinya sendiri, bukan pihak sekolah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement