REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Presiden RI Prabowo Subianto meninggalkan Yordania menuju Indonesia usai merampungkan lawatannya di negara tersebut. Prabowo didampingi Menteri Luar Negeri Sugiono dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya memasuki Pesawat Kepresidenan PK-GRD. Pesawat tersebut lepas landas dari Pangkalan Udara Marka, Amman, Yordania, Senin (14/4/2025) sekitar pukul 17.08 waktu setempat.
Proses keberangkatan Prabowo dilepas secara resmi oleh Penasihat Senior Raja Yordania Abdullah II untuk Urusan Agama dan Budaya, Pangeran Ghazi bin Muhammad. Prabowo melakukan pertemuan bilateral dengan Raja Yordania Abdullah II bin Al-Hussein. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas penguatan kerja sama bilateral di sejumlah bidang seperti pendidikan, sains, teknologi, dan ekonomi.
Kedua pemimpin juga membicarakan krisis kemanusiaan di Gaza, Palestina, termasuk mendesak diadakannya gencatan senjata serta mendorong perdamaian dan memperluas bantuan kemanusiaan bagi warga yang terdampak konflik. "Kita akan menawarkan apa yang bisa kita bantu untuk mempercepat proses perdamaian," kata Prabowo.
Selain itu, kata Prabowo, isu kemanusiaan di Gaza turut menjadi fokus utama dalam pembahasan. Indonesia, menurut dia, secara aktif mendorong terwujudnya gencatan senjata dan menawarkan dukungan untuk mempercepat proses perdamaian.
"Kita juga bicara masalah Gaza, bagaimana kita bisa membantu dari segi kemanusiaan, juga kita mendesak segera ada gencatan senjata, dan kita akan menawarkan apa yang bisa kita bantu untuk mempercepat proses perdamaian," ucap Prabowo.
Dalam pertemuan tersebut turut dilakukan penandatanganan tiga nota kesepahaman (MoU) kerja sama dan satu perjanjian antara kedua negara. Tiga dokumen MoU dan satu dokumen perjanjian itu diteken oleh beberapa menteri Kabinet Merah Putih untuk kerja sama RI-Yordania pada bidang pertahanan, riset dan pendidikan, keagamaan, dan kerja sama sektor pertanian.