REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi mengoperasikan 48 unit mobil pengangkut sampah dari permukiman warga hingga ke tempat pembuangan akhir (TPA) sekaligus mendukung gerakan nol sampah.
"Sebanyak 48 unit mobil pengangkut sampah kita operasikan saat ini," kata Kepala Dinas DLH Kota Jambi Ardi di Jambi, Kamis.
Dana sewa angkutan tidak dari masyarakat. "Ke depannya terkait iuran kesepakatan dengan masyarakat setempat," katanya.
Ia pun meminta agar pemuda yang belum punya pekerjaan bisa didorong menjadi pengemudi armada pengangkutan sampah dalam membantu rumah tangga (RT).
DLH Kota Jambi mencatat rata-rata volume sampah masyarakat dalam sehari yaitu 364 ton.
Sementara itu, DLH mencatat volume sampah masyarakat pada malam Lebaran tahun ini ada sebanyak 798 ton.
Ia mengatakan volume sampah masyarakat sudah mulai naik menjelang Lebaran dan puncak malam Lebaran karena sudah banyak yang mudik ke Kota Jambi.
Terkait pengelolaan sampah Kota Jambi, pemkot berencana membangun pabrik pengolahan sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) sebagai upaya mengurangi tumpukan sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Talang Gulo.
Wali Kota Jambi Maulana mengatakan pabrik pengolahan sampah itu ditargetkan dapat beroperasi sebelum HUT Kota Jambi pada Mei 2025.
Dia menjelaskan tidak saja sebagai solusi lingkungan, pengelolaan sampah ini juga berpotensi mendatangkan pendapatan asli daerah (PAD) hingga Rp14 miliar per tahun.
Ditargetkan dalam lima tahun ke depan sampah yang menggunung di TPA Talang Gulo akan habis (zero waste) dan dikelola menjadi bahan produktif yang bernilai ekonomi.