REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Adiwijaya, Guru Besar Telkom University
Lebaran selalu menjadi momen istimewa bagi masyarakat Indonesia. Tradisi mudik, yang membawa jutaan perantau kembali ke kampung halaman, bukan hanya perjalanan fisik tetapi juga perjalanan emosional yang penuh makna.
Namun, seiring perkembangan teknologi digital, cara orang menjalani tradisi mudik pun berubah. Dari pemesanan tiket secara daring, navigasi real-time, hingga pembayaran digital, teknologi semakin mempermudah setiap aspek perjalanan. Namun, dengan segala kemudahan ini, apakah esensi silaturahmi tetap terjaga dengan makna yang sama?
Dalam beberapa tahun terakhir, perubahan dalam tradisi mudik semakin terasa. Pandemi covid-19 pada tahun 2020-2021 sempat menghentikan tradisi mudik akibat pembatasan perjalanan.
Setelah aturan dilonggarkan, jumlah pemudik melonjak dari 85,5 juta orang pada 2022, meningkat menjadi 123 juta pada 2023, dan menembus 140 juta pada 2024. Sementara itu, proyeksi untuk 2025 menunjukkan angka pemudik sekitar 146,48 juta orang, menunjukkan betapa kuatnya dorongan masyarakat untuk merayakan Lebaran bersama keluarga di kampung halaman.
Seiring dengan meningkatnya jumlah pemudik, kebutuhan akan teknologi pun semakin besar. Digitalisasi kini menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan mudik, mulai dari pemesanan tiket hingga system pembayaran di rest area.
Teknologi untuk Mempermudah Perjalanan
Teknologi digital turut berperan besar dalam mempermudah perjalanan. Aplikasi navigasi seperti Google Maps dan Waze menjadi andalan pemudik dalam mencari rute tercepat serta menghindari kemacetan. Indonesia bahkan termasuk dalam negara dengan tingkat penggunaan aplikasi navigasi yang tinggi, menjadikan perjalanan lebih efisien.
Selain itu, layanan pemesanan tiket daring seperti Traveloka dan Tiket.com juga semakin diminati. Menurut survei Populix tahun 2022, Traveloka menjadi aplikasi perjalanan yang paling disukai masyarakat dengan tingkat preferensi mencapai 67,5 persen. Tak hanya itu, aplikasi Ferizy dari PT ASDP Indonesia Ferry mencatat 2,38 juta pengguna aktif pada 2023, menunjukkan tingginya adopsi digital dalam pemesanan tiket penyeberangan.
Di kota tujuan, pemudik semakin dimudahkan dengan layanan transportasi berbasis aplikasi seperti Gojek dan Grab. Selain itu, sistem pembayaran nontunai kini mendukung kelancaran perjalanan.