Jumat 28 Mar 2025 16:03 WIB

Warga Pulang Kampung, Waspadai Sampah Pemudik

Lurah Gilimanuk minta ASDP bersama-sama tangani sampah pemudik.

Foto udara sejumlah kendaraan antre memasuki kapal di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Senin (24/3/2025). Melonjaknya volume kendaraan arus mudik Idul Fitri dari Bali menuju Jawa, menyebabkan antrean panjang hingga enam jam untuk memasuki kapal.
Foto: ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
Foto udara sejumlah kendaraan antre memasuki kapal di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Senin (24/3/2025). Melonjaknya volume kendaraan arus mudik Idul Fitri dari Bali menuju Jawa, menyebabkan antrean panjang hingga enam jam untuk memasuki kapal.

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBRANA -- Lurah Gilimanuk Ida Bagus Tony Wirahadikusuma meminta PT. ASDP Indonesia Ferry bersama-sama menangani pembersihan sampah dari pemudik.

"Sampah yang di jalan nasional menjadi tanggung jawab Dinas Lingkungan Hidup Jembrana untuk dibersihkan. Yang jadi masalah adalah sampah di jalan-jalan kampung. Selama ini kami yang membersihkan dan membiayai sendiri," kata Tony saat dihubungi di Jembrana, Jumat.

Baca Juga

Dia mengatakan karena jalan-jalan kampung di Gilimanuk juga digunakan untuk jalur kendaraan pemudik menuju pelabuhan, volume sampahnya juga cukup besar.

Dia mengaku saat ini pihaknya mulai mendapatkan keluhan dari warga yang sebentar lagi memasuki Hari Raya Idul Fitri.

"Kami bisa pahami keluhan warga itu. Kan tidak enak merayakan Lebaran dengan sampah masih berserakan di jalan depan rumah mereka," katanya.

Sebagai Lurah di Gilimanuk dia mengaku sudah berkoordinasi dengan PT. ASDP Indonesia Ferry, yang berjanji akan menyediakan kantong sampah di jalur mudik.

Namun, saat dirinya mengecek ke lapangan, tidak menemukan kantong-kantong sampah dimaksud.

Untuk mengatasi sampah dari pemudik di jalan kampung, dia mengatakan, sudah minta masing-masing kepala dusun atau kelian banjar untuk bergotong-royong bersama warga mengumpulkannya.

"Setelah terkumpul biar petugas kebersihan sampah dari kelurahan yang mengangkut ke tempat pembuangan akhir sampah. Sebenarnya itu perlu biaya untuk bahan bakar armada pengangkut dan lain-lain. Pusing saya carikan dana," katanya.

Agar tidak terus menjadi beban warga dan kelurahan, dia berharap PT ASDP Indonesia Ferry bisa membantu setiap tahun lewat dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan BUMN tersebut.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement