REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji dalam mempererat kolaborasi bersama mitra kerja, menghadiri acara silaturahmi dan berbuka puasa bersama tokoh agama dan komunitas remaja pada Rabu (19/03/2025).
Acara yang digagas oleh GenRe (Generasi Berencana) dan Yayasan Pesantren Al Hikam bekerjasama dengan Kitabisa.org mengambil tema “Gotong Royong Membangun Negeri: 15 Tahun Berkarya Membangun Indonesia yang Berdaya”.
Dalam sambutannya, Wihaji mengatakan, membangun negeri erat kaitannya dengan pembangunan keluarga. Suatu upaya untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas, berketahanan, dan sejahtera. Pembangunan keluarga penting dalam membangun bangsa karena keluarga merupakan unit terkecil masyarakat. Dalam keluarga, komunikasi penting untuk menjaga keharmonisan dan kesejahteraan.
Komunikasi yang baik juga dapat membantu membangun karakter anak yang baik. Komunikasi yang baik antara orang tua dan anak penting karena dapat membantu anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Komunikasi yang baik juga dapat mempererat hubungan antara orang tua dan anak.
“Komunikasi penting untuk membangun keluarga berkualitas demi menghasilkan generasi emas di masa depan. Dirinya berbagi mengenai pentingnya orang tua untuk memperbanyak waktu mengobrol bersama anak," kata Wihaji, menekankan.
"Kenapa masa depan perlu ditata sejak dini dan penting? Kalau anak tidak diajak ngobrol, diarahkan, tidak dikasih penjelasan, tidak dibimbing, maka anak akan kehilangan arah. Sedangkan anak-anak kita nantinya menjadi penentu masa depan Indonesia," ujar dia, selanjutnya.
Menteri Wihaji menyoroti kondisi saat ini terkait fenomena anak-anak yang lebih sering sibuk dengan gawai dibanding mengobrol dengan orangtuanya. “Obrolan yang berkualitas antara orang tua dan anak merupakan salah satu upaya untuk menata masa depan," lanjut Wihaji.
Pentingnya orang tua untuk mengajak anak agar bijak dalam menggunakan gawai, “Negara-negara maju yang ingin generasinya hebat pasti dibatasi, contohnya di Australia ada undang-undangnya umur 16 tahun baru bisa menggunakan gawai,” pesan dia.
Menteri Wihaji mengapresiasi inisiatif Forum Genre Indonesia yang terus berperan aktif dalam membangun kesadaran generasi muda dalam pembentukan karakter dan kualitas sumber daya manusia.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum FGI, I Putu Arya Aditia Utama menyampaikan, "GenRe Indonesia tidak bisa bergerak sendiri dalam menjawab persoalan remaja dan tersirat harapan bahwa ke depannya, GenRe Indonesia akan terus berkolaborasi dengan pemerintah, swasta, maupun organisasi atau komunitas anak muda yang memiliki komitmen untuk memajukan bangsa."
Sementara itu, CEO Kitabisa.org Vikra Ijas menyampaikan visi organisasinya yang berlandaskan gotong-royong untuk saling menolong sesama, dirinya berharap ke depannya dapat berkolaborasi kembali dengan Kemendukbangga/BKKBN dan Genre.
Acara ini dihadiri juga oleh keluarga besar GenRe Indonesia, Santri, dan warga dhuafa. Ada tiga agenda utama, yaitu edukasi gizi bagi santri dan masyarakat sekitar, buka puasa bersama dengan makanan bergizi, serta pembagian sejumlah paket sembako kepada warga dhuafa.