REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Juru militer kelompok Houthi Brigadir Jenderal Yahya Saree mengatakan, Pasukan Roket telah meluncurkan rudal balistik hipersonik Palestina-2 ke Bandara Ben Gurion di Israel. Mereka menjanjikan akan terus menyasar bandara itu selama serangan terhadap Gaza dilakukan.
Akibatnya, sirene berbunyi di hampir dua lusin kota besar yang diduduki Israel, termasuk beberapa pemukiman kota di Tel Aviv dan di al-Quds dan Beit Shemesh yang diduduki. Tentara Israel mengatakan pada Jumat malam bahwa mereka telah menembak jatuh sebuah rudal yang ditembakkan dari Yaman sebelum melintasi wilayah Israel.
Kelompok Houthi kini telah mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, dan juru bicaranya Yahya Saree mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi pada Sabtu dini hari bahwa kelompok yang didukung Iran menembakkan rudal balistik ke arah bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv.
Saree mengatakan ini adalah serangan ketiga kelompok itu terhadap Israel dalam 48 jam. Saree menambahkan, Houthi juga telah melancarkan lebih dari satu serangan terhadap kapal induk AS USS Harry S Truman di Laut Merah.
Militer AS belum mengkonfirmasi kejadian itu. Dugaan serangan tersebut terjadi meskipun ada ancaman dari Presiden Donald Trump bahwa kelompok tersebut akan “dimusnahkan sepenuhnya” di tengah kampanye pemboman baru yang dilakukan militer AS di Yaman.
لحظة تفعيل صافرات الإنذار في عدة مناطق وسط #فلسطين_المحتلة، عقب إطلاق صاروخ من #اليمن pic.twitter.com/Quc5TQnOf0
— قناة الميادين (@AlMayadeenNews) March 21, 2025
Saree menekankan bahwa Bandara Ben Gurion tidak lagi aman untuk lalu lintas udara, dan memperingatkan bahwa bandara tersebut akan tetap menjadi target sampai perang Israel di Gaza berakhir.
Komando militer pendudukan Israel mengatakan bahwa sirene diaktifkan pada Jumat malam di beberapa daerah di wilayah tengah wilayah Palestina yang diduduki setelah peluncuran rudal dari Yaman, dan menambahkan bahwa proyektil tersebut berhasil dicegat.
Suara ledakan rudal pencegat terdengar di seluruh wilayah pusat dan Yerusalem. Media Israel melaporkan penghentian sementara lalu lintas udara di Bandara utama Ben Gurion.
Ini menandai keempat kalinya dalam minggu ini Yaman menargetkan “Israel” tengah, setelah jeda operasi selama dua bulan bertepatan dengan perjanjian gencatan senjata di Gaza, yang dilanggar “Israel” pekan lalu dengan melanjutkan perangnya di wilayah itu.
Mengenai konfrontasi yang sedang berlangsung di laut, Saree mengumumkan bahwa Angkatan Udara Tak Berawak Houthi meluncurkan beberapa drone serang satu arah ke kapal Angkatan Laut Amerika Serikat yang ditempatkan di samping kapal induk USS Harry S Truman di Laut Merah.
Serangan sporadis ini terjadi dalam konteks upaya AS untuk memaksa Yaman menghentikan dukungannya terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza. Pesawat AS, yang lepas landas dari kapal induk Carrier Strike Group 8, telah melakukan lusinan serangan udara tanpa pandang bulu yang menargetkan warga sipil Yaman, infrastruktur sipil, dan sasaran militer.
Semalam pada hari Jumat, kelompok Houthi mengumumkan bahwa mereka telah menyerang sasaran militer Israel di selatan Yafa yang diduduki dengan menggunakan rudal Palestine-2.
Dalam sebuah pernyataan, Yahya Saree membenarkan bahwa operasi tersebut berhasil mencapai targetnya, dan mencatat bahwa ini adalah operasi kedua dalam waktu 24 jam, menyusul serangan sebelumnya di Bandara Ben Gurion menggunakan rudal hipersonik Palestine-2 yang sama.
Saree menekankan bahwa operasi militer Houthi untuk mendukung Gaza akan terus berlanjut terlepas dari agresi AS yang sedang berlangsung di Yaman, dan menggarisbawahi bahwa operasi ini, bersama dengan blokade Yaman terhadap navigasi Israel, akan terus berlanjut sampai agresi terhadap Gaza berhenti dan pengepungan tersebut dicabut.