Jumat 21 Mar 2025 23:27 WIB

Total 16 Penerbangan di Bandara Ngurah Rai Batal Akibat Erupsi

Kendala akibat erupsi gunung Lewotobi mulai dirasakan Bandara I Gusti Ngurah Rai.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Sejumlah calon penumpang antre di Terminal  Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali (ilustrasi). Total 16 penerbangan dibatalkan akubat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT.
Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Sejumlah calon penumpang antre di Terminal Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali (ilustrasi). Total 16 penerbangan dibatalkan akubat erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali meningkat pada hari ini, menyebabkan gangguan signifikan pada operasional penerbangan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali. Dampak erupsi berupa abu vulkanik yang terbawa angin telah memaksa pembatalan total 16 penerbangan.

"Hingga Jumat (21/3/2025) pukul 16.00 Wita terdapat total 16 penerbangan internasional yang dibatalkan oleh maskapai dengan pertimbangan keselamatan dan keamanan penerbangan,” ucap General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Ahmad Syaugi Shahab di Kabupaten Badung, Jumat (21/3/2025).

Baca Juga

Ia menyebut 16 penerbangan internasional tersebut terdiri dari delapan rute keberangkatan dan delapan kedatangan. Pertama rute Australia satu keberangkatan dan satu kedatangan melalui Darwin, satu keberangkatan dan satu kedatangan melalui Perth, satu keberangkatan dan satu kedatangan melalui Sydney, dua keberangkatan dan dua kedatangan melalui Melbourne, serta satu keberangkatan dan satu kedatangan melalui Brisbane.

Selain Australia, dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki juga membuat batal satu keberangkatan dan satu kedatangan rute Kuala Lumpur dan satu kedatangan satu keberangkatan rute Shanghai. “Seluruh penerbangan rute Australia yang dibatalkan tersebut dioperasikan oleh Jetstar, sementara rute Kuala Lumpur oleh Air Asia X dan Shanghai oleh Juneyao Airlines,” ujar Ahmad Syaugi.

Sebelumnya ia menyampaikan bahwa kendala akibat erupsi gunung tersebut mulai dirasakan Bandara I Gusti Ngurah Rai sejak pukul 8.45 Wita, namun ruang udara bandara di Bali Selatan itu sendiri tidak terdampak. Untuk mengantisipasi dampak sebaran abu vulkanik terhadap operasional akhirnya mereka melaksanakan aerodrome observation melalui papertest dengan hasil negatif, syukurnya tidak ditemukan abu vulkanik di area bandara.

“Hingga sore ini, Jumat (21/3/2025) ruang udara di Bandara I Gusti Ngurah Rai tidak terdampak abu vulkanik dan bandara beroperasi normal,” kata Ahmad Syaugi.

Pihak bandara menegaskan bahwa mereka memiliki Airport Disaster Management Plan (ADMP) berupa dokumen terkait penanganan bandara saat terjadi peristiwa kedaruratan alam. Posko bersama di ruang Airport Operation Control Centre (AOCC) juga telah difungsikan untuk memantau situasi terkini dengan seluruh stakeholder terkait.

Oleh karena itu, khusus untuk penumpang yang terdampak rutenya diarahkan berkomunikasi dengan maskapai masing-masing. “Pihak maskapai telah memberitahukan kepada para penumpang melalui email dan memberikan pilihan kepada para penumpang untuk pengembalian dana, penjadwalan ulang, atau pengaturan rute ulang,” kata Ahmad Syaugi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement