Kamis 20 Mar 2025 22:54 WIB

Allahu Akbar! Bayi 25 Hari Selamat dari Bombardir Israel di Gaza

Seluruh keluarga bayi itu syahid akibat serangan brutal Israel.

Ella Osama Abu Dagga (25 hari) digendong oleh bibi buyutnya setelah dia ditarik dari reruntuhan menyusul serangan udara Israel yang menewaskan orang tua dan saudara laki-lakinya, di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Kamis, 20 Maret 2025.
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Ella Osama Abu Dagga (25 hari) digendong oleh bibi buyutnya setelah dia ditarik dari reruntuhan menyusul serangan udara Israel yang menewaskan orang tua dan saudara laki-lakinya, di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Kamis, 20 Maret 2025.

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA – Seorang bayi berusia 25 hari jadi penyintas tunggal saat seluruh keluarganya syahid akibat serangan Israel di Jalur Gaza pada Kamis (20/3/2025). Sepanjang hari, serangan brutal Israel menewaskan sedikitnya 85 orang di Gaza.

Saat tim penyelamat menggali sisa-sisa gedung apartemen yang runtuh di Khan Younis, Gaza pada Kamis, mereka dapat mendengar tangisan bayi dari bawah reruntuhan. Tiba-tiba seruan “Allahu Akbar!” bersahut-sahutan. Seorang pria berlari menjauh dari reruntuhan sambil membawa bayi hidup yang dibungkus selimut dan menyerahkannya kepada kru ambulans yang menunggu. 

Baca Juga

Bayi perempuan itu bergerak dengan gelisah saat paramedis memeriksanya. Orang tua dan saudara laki-lakinya syahid dalam serangan udara Israel semalam. “Ketika kami bertanya kepada masyarakat, mereka mengatakan dia berumur satu bulan dan dia berada di bawah reruntuhan, sejak fajar,” kata Hazen Attar, salah satu petugas pertahanan sipil. 

“Dia menangis dan kemudian terdiam dari waktu ke waktu sampai kami bisa mengeluarkannya beberapa saat yang lalu, dan syukurlah dia selamat.” Gadis itu diidentifikasi sebagai Ella Osama Abu Dagga. Dia dilahirkan 25 hari sebelumnya, di tengah gencatan senjata yang lemah yang diharapkan oleh banyak warga Palestina di Gaza akan menandai berakhirnya perang yang telah menghancurkan daerah kantong tersebut, menewaskan puluhan ribu orang dan membuat hampir seluruh penduduknya mengungsi.

Hanya kakek dan nenek gadis tersebut yang selamat dari serangan tersebut. Yang syahid adalah saudara laki-lakinya, ibu dan ayahnya, serta keluarga lain termasuk seorang ayah dan tujuh anaknya. Tim penyelamat yang menggali reruntuhan terlihat mengeluarkan tubuh kecil seorang anak yang tergeletak di kasur tempat dia tidur.

Nenek gadis itu, Fatima Abu Dagga, duduk bersama sekelompok perempuan lain di rumah kerabatnya pada hari Kamis, bergantian menggendong bayi tersebut. Putra-putranya beserta istri dan delapan cucunya syahid dalam pemboman tersebut, dan hanya bayinya yang selamat. 

photo
Petugas penyelamat dan relawan berupaya mengeluarkan jenazah seorang pria dari reruntuhan menyusul serangan udara tentara Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Kamis, 20 Maret 2025. - (AP Photo/Mariam Dagga)

Dia menangisi kehilangannya, dan kembalinya kehancuran akibat perang. “Kami tidak benar-benar hidup dalam gencatan senjata,” katanya. "Kami tahu bahwa perang mungkin akan kembali terjadi kapan saja. Kami tidak pernah merasakan adanya stabilitas, tidak sama sekali."

Israel melanjutkan serangan besar-besaran di Gaza pada Selasa, menghancurkan gencatan senjata yang telah memfasilitasi pembebasan lebih dari dua lusin sandera. Israel mengkhianati perjanjian gencatan senjata dengan menolak memasuki fase kedua kesepakatan itu. 

Hampir 600 orang telah terbunuh di Gaza sejak saat itu, termasuk lebih dari 400 orang pada hari Selasa saja, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Pejabat kesehatan mengatakan sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. 

Serangan yang menghancurkan rumah bayi perempuan tersebut terjadi di Abasan al-Kabira, sebuah desa di luar Khan Younis dekat perbatasan dengan Israel, menewaskan sedikitnya 16 orang, kebanyakan wanita dan anak-anak, menurut Rumah Sakit Eropa terdekat, yang menerima korban tewas. Lokasinya berada di dalam wilayah yang diperintahkan militer Israel untuk dievakuasi awal pekan ini, meliputi sebagian besar wilayah timur Gaza. 

Nabil Abu Dagga, kerabat keluarga Ella yang tinggal di dekatnya, bergegas ke lokasi kejadian. “Orang-orang duduk bersama dan bersenang-senang di malam Ramadhan, begadang bersama sebagai satu keluarga,” katanya. “...Tak seorang pun menduganya dan tak seorang pun akan membayangkan bahwa manusia bisa membunuh manusia lain dengan cara seperti ini.”

Serangan Israel menewaskan sedikitnya 85 warga Palestina di Jalur Gaza sejak Rabu malam hingga Kamis, menurut pejabat kesehatan setempat. Beberapa jam kemudian, Hamas menembakkan tiga roket ke Israel tanpa menimbulkan korban jiwa, yang merupakan serangan pertama sejak Israel mengakhiri gencatan senjata.

Militer Israel memerintahkan orang-orang untuk mengevakuasi daerah di tengah Gaza dekat Khan Younis, dengan mengatakan bahwa mereka akan beroperasi di sana sebagai tanggapan terhadap tembakan roket dari Hamas. 

Sementara itu, militer Israel memulihkan blokade di Gaza utara, termasuk Kota Gaza, yang telah dipertahankan selama sebagian besar perang. Pihaknya memperingatkan warga agar tidak menggunakan jalan raya utama untuk masuk atau keluar dari wilayah utara dan hanya jalur ke selatan yang diperbolehkan melalui jalan pesisir.

sumber : Associated Press
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement