REPUBLIKA.CO.ID, KURSK – Ukraina dilaporkan terpukul dalam pertempuran sengit melawan Rusia di wilayah Kursk. Situasi ini membuat rencana gencatan senjata yang diupayakan beberapa waktu belakangan terancam.
The New York Times mengutip tentara Ukraina yang mengatakan bahwa pasukan mereka telah mundur dari seluruh wilayah Oblast Kursk di Rusia, yang telah mereka masuki tujuh bulan lalu. Para pejabat Rusia mengonfirmasi bahwa pasukan mereka terlibat dalam pertempuran hari ini untuk mengusir tentara Ukraina terakhir dari wilayah tersebut.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memutuskan memberhentikan Kepala Staf Angkatan Bersenjata, berdasarkan keputusan yang dikeluarkan Ahad. Pasukan Ukraina bergerak melintasi perbatasan barat Rusia ke Kursk pada bulan Agustus dalam salah satu pertempuran paling terkenal dalam perang tiga tahun tersebut, yang bertujuan untuk mengalihkan perhatian pasukan Moskow dan mendapatkan posisi tawar dalam setiap kemungkinan negosiasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Namun serangan balik Rusia bulan ini telah mengurangi wilayah yang dikuasai Ukraina di Rusia barat menjadi sekitar 110 kilometer persegi, dibandingkan dengan lebih dari 1.368 kilometer persegi wilayah Kyiv yang direbut tahun lalu, menurut peta sumber terbuka.
Yuriy Podolyaka, seorang blogger terkemuka pro-Rusia, mengatakan bahwa Rusia telah mendorong pasukan Ukraina kembali ke perbatasan di beberapa tempat, namun pertempuran sengit masih berlangsung dan pasukan Ukraina berusaha merespons sambil mundur.

Seorang blogger terkemuka pro-Rusia yang dikenal dengan nama Two Majors mengatakan bahwa kemenangan Rusia di medan perang telah memungkinkan Rusia mengancam wilayah Sumy di timur laut Ukraina, yang berbatasan dengan Kursk, namun memperingatkan bahwa pasukan Ukraina telah memperkuat pertahanan mereka di sana selama beberapa waktu.
Menurut Aljazirah, presiden Ukraina memecat kepala staf angkatan bersenjata ketika tentara Ukraina menghadapi kesulitan di wilayah Kursk, yang mereka duduki pada bulan Agustus dan menjadi saksi kemajuan Rusia yang terus berlanjut. Rabu lalu, komandan militer di Kyiv, Oleksandr Syrskyi, mengusulkan penarikan pasukannya.
Sejak itu, Staf Umum Ukraina telah mengkonfirmasi penarikan pasukannya secara signifikan dari wilayah tersebut. Selama akhir pekan, mereka menerbitkan peta yang menunjukkan bahwa pasukan Ukraina tidak lagi dikerahkan, khususnya di kota Sudzha, yang merupakan posisi paling penting yang mereka tempati di wilayah tersebut.
Keputusan presiden menyatakan bahwa Kepala Staf Anatoly Bargelyevich dicopot dari jabatannya dan digantikan oleh Andrey Gnatov, yang ditugaskan untuk meningkatkan "efektivitas manajemen vertikal" pasukan, khususnya yang berkaitan dengan "reorganisasi unit tentara".
Ia juga ditugaskan untuk memperkuat "implementasi" keputusan Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata, Presiden Volodymyr Zelensky, dan membawa "pengalaman tempur" ke dalam komando.