Ahad 09 Mar 2025 10:15 WIB

Rusia Bombardir Ukraina, 14 Warga Tewas

Serangan Rusia di tengah posisi Trump mendekat ke Putin.

Lokasi penyerangan terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di kota Selidove di kawasan Donetsk, Ukraina, 14 Februari 2024 di tengah invasi Rusia.
Foto: EPA-EFE/NATIONAL POLICE OF UKRAINE
Lokasi penyerangan terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di kota Selidove di kawasan Donetsk, Ukraina, 14 Februari 2024 di tengah invasi Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Setidaknya 14 orang tewas dalam serangan semalam di wilayah timur Ukraina, tempat Rusia meningkatkan serangannya dalam beberapa hari terakhir. Rangkaian serangan belakangan setelah Presiden AS Donald Trump kian condong ke sisi Rusia dalam konflik tersebut.

Layanan darurat Ukraina mengatakan pada Sabtu bahwa pasukan Rusia menyerang kota Dobropillia di wilayah timur Donetsk pada Jumat malam, menewaskan 11 orang dan melukai 30 lainnya.

Layanan darurat menambahkan delapan gedung apartemen lima lantai, satu gedung administrasi, dan 30 mobil rusak. “Kami memahami sejumlah bangunan terkena dampaknya. Dan ketika tim penyelamat menarik orang-orang keluar dari reruntuhan, mencari mereka, serangan lain terjadi,” Aljazirah melaporkan dari ibu kota Ukraina, Kyiv.

“Dobropillia berjarak sekitar 20 kilometer [12 mil] dari garis depan di timur. Letaknya tidak jauh dari kota Porkovsk yang diperebutkan, tempat pertempuran sengit telah terjadi selama berbulan-bulan,” katanya. “Pasukan Rusia telah berusaha merebut kota itu dan ada laporan bahwa mereka telah mencapai pinggiran selatan.”

Sementara itu, di utara di wilayah Kharkiv, setidaknya tiga orang tewas dan tujuh lainnya luka-luka setelah serangan pesawat tak berawak Rusia terhadap sebuah bangunan sipil di Bogodukhiv, tulis gubernur Kharkiv, Oleh Synehubov, di Telegram.

photo
Lokasi penyerangan terhadap sebuah bangunan tempat tinggal di kota Selidove di kawasan Donetsk, Ukraina, 14 Februari 2024 di tengah invasi Rusia. - (EPA-EFE/NATIONAL POLICE OF UKRAINE)

Di Odesa, serangan drone mengakibatkan beberapa kebakaran, yang berdampak pada hanggar peralatan pertanian, gedung bengkel, toko suku cadang mobil, panel surya yang dipasang di area terbuka, dan gedung industri empat lantai.

Pada saat yang sama, Alexander Drozdenko, gubernur wilayah Leningrad, mengatakan pada hari Sabtu bahwa sebuah tank di kilang Kirishi, salah satu kilang terbesar di Rusia, rusak akibat jatuhnya puing-puing setelah pesawat tak berawak Ukraina ditembak jatuh.

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Kaja Kallas dengan cepat mengutuk serangan tersebut, dengan mengatakan bahwa serangan tersebut menunjukkan Putin “tidak tertarik pada perdamaian”. “Kita harus meningkatkan dukungan militer kita,” tambahnya.

Dengan nada serupa, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengecam serangan Rusia dan menyebutnya sebagai akibat dari “apa yang terjadi ketika seseorang menenangkan orang-orang barbar”. “Lebih banyak bom, lebih banyak agresi, lebih banyak korban. Malam tragis lainnya di Ukraina,” tulis Tusk di X.

Serangan semalam terjadi ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan ia bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk “mempercepat perdamaian”, bahkan ketika pemerintahan Presiden AS Donald Trump telah mengisyaratkan perubahan besar dalam dukungan Washington terhadap Kyiv.

Hal ini termasuk meningkatkan tekanan retoris terhadap Kyiv untuk membuat kesepakatan dengan Rusia, serta menghentikan pembagian bantuan dan intelijen dengan negara yang dilanda perang tersebut. Kritikus menuduh Trump berulang kali menargetkan Zelenskyy sambil memberikan nada yang lebih berdamai dengan rekannya dari Rusia, Vladimir Putin.

“Kami akan melakukan banyak pekerjaan di sini, di Eropa, dengan AS, dan di Arab Saudi – kami sedang mempersiapkan pertemuan untuk mempercepat perdamaian dan memperkuat fondasi keamanan,” tulis Zelenskyy di X pada Jumat malam.

“Saat ini, kerja keras dengan tim Presiden Trump telah berlangsung di berbagai tingkatan – banyak panggilan telepon. Topiknya jelas – perdamaian sesegera mungkin, keamanan yang dapat diandalkan. Ukraina berkomitmen penuh terhadap pendekatan konstruktif.”

Pada Jumat, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa “lebih mudah” berurusan dengan Rusia untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama tiga tahun dibandingkan dengan Ukraina, namun dia telah mengatakan sebelumnya bahwa dia “sangat mempertimbangkan” sanksi terhadap Rusia karena serangan-serangannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement