REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hadi Matar (27 tahun), pria yang menikam dan membutakan sebagian mata novelis Salman Rushdie (77) di atas panggung di sebuah lembaga seni New York, dinyatakan bersalah pada Jumat (21/2/2025) atas percobaan pembunuhan. Matar terlihat dalam video penyerangan tahun 2022 itu bergegas ke panggung Lembaga Chautauqua saat Rushdie diperkenalkan kepada hadirin untuk berbicara tentang menjaga penulis agar aman dari bahaya, beberapa di antaranya diperlihatkan kepada juri selama tujuh hari kesaksian.
Rushdie ditikam dengan pisau beberapa kali di kepala, leher, badan, dan tangan kiri. Tusukan itu membutakan mata kanannya dan merusak hati serta ususnya, sehingga memerlukan operasi darurat dan pemulihan selama berbulan-bulan.
Penulis itu termasuk orang pertama yang bersaksi di Pengadilan Daerah Chautauqua di Mayville. Ia dengan tenang menjelaskan kepada juri bagaimana dia yakin akan mati dan menunjukkan kepada mereka matanya yang buta dengan melepaskan kacamata yang disesuaikan dengan lensa kanan yang dihitamkan.

Matar dinyatakan bersalah atas percobaan pembunuhan tingkat dua dan penyerangan tingkat dua karena menusuk Henry Reese, salah seorang pendiri City of Asylum di Pittsburgh, sebuah kelompok nirlaba yang membantu para penulis yang diasingkan, yang sedang melakukan pembicaraan dengan Rushdie pagi itu.
Ia akan dijatuhi hukuman pada tanggal 23 April, dan terancam hukuman penjara hingga 25 tahun. Berbicara setelah putusan, Jaksa Wilayah Chautauqua County Jason Schmidt memuji sejumlah besar penonton yang bergegas menolong Rushdie ketika ia diserang.