Kamis 06 Feb 2025 08:32 WIB

Warga Gaza ke Trump: Tak Ada yang Bisa Mengusir Kami!

Warga Palestina menilai rencana Trump serupa dengan Nakba pada 1948.

Seorang anak Palestina tersenyum saat berjalan kaki pulang kembali menuju rumah mereka di Jalur Gaza Utara, Senin (27/1/2025).
Foto: AP Photo/Abdel Kareem Hana
Seorang anak Palestina tersenyum saat berjalan kaki pulang kembali menuju rumah mereka di Jalur Gaza Utara, Senin (27/1/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Warga di Jalur Gaza menyatakan penolakan keras terhadap rencana pengosongan yang dilontarkan Presiden AS Donald Trump. Terlepas dari penderitaan yang mereka alami selama bertahun-tahun di bawah penjajahan dan bombardir Israel, mereka bertekad tak akan terusir kembali.

“Masyarakat Gaza telah bertahan selama puluhan tahun akibat perang, pengepungan, dan pengungsian paksa. Kami tidak dihapuskan,” ujra Abeer Z Barakat, warga Kota Gaza yang baru pulang dari pengungsian ke rumahnya yang hancur akibat agresi Israel kepada Republika.

Baca Juga

Ia menyatakan bahwa kehidupan di Gaza saat ini sungguh tak mudah. Ia sempat menyampaikan hanya memiliki air setengah botol mineral untuk sekeluarganya. Bagaimanapun, ia bertekad tak akan terusir kembali seperti leluhur mereka pada 1948. 

Gagasan untuk mengusir secara paksa warga Palestina, kata dia, merupakan kelanjutan dari Nakba, sebuah upaya yang disengaja untuk menghapus warga Palestina dari tanah mereka sendiri. “Kami tidak akan membiarkan sejarah terulang kembali di bawah bendera pendudukan baru,” dosen Bahasa Inggris itu melanjutkan.

Ia menekankan, bahwa saran Trump untuk mengosongkan Gaza secara paksa dan mengirimkan pasukan AS untuk mengambil alih bukan hanya pelanggaran hukum internasional—tetapi merupakan dukungan langsung terhadap pembersihan etnis. “Hal ini mencerminkan pola pikir kolonial yang berbahaya yang mengabaikan keberadaan, identitas, dan hak-hak Palestina.”

Ia menekankan bahwa Gaza bukanlah sebuah lahan kosong yang menunggu pendudukan asing. Wilayah itu adalah rumah bagi lebih dari dua juta warga Palestina yang hidup di bawah pengepungan, mengalami pembantaian yang tak terhitung jumlahnya, dan terus menolak pengungsian.

“Tidak ada kekuatan asing yang berhak menentukan nasib Gaza. Yang kita perlukan bukanlah pendudukan militer, namun diakhirinya genosida yang dilakukan Israel, pencabutan blokade, dan pengakuan penuh atas kedaulatan Palestina.”

Ia mendesak komunitas internasional harus menolak kebijakan apa pun yang berupaya untuk terus merampas dan menggusur warga Palestina dengan kedok “keamanan” atau “stabilitas.” “Rencana Trump itu bukan soal perdamaian. Itu soal kekuasaan, kendali, dan pelestarian kekerasan kolonial.”

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement