REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan juru parkir liar di halaman minimarket wilayah Jakarta kembali bermunculan. Padahal, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta sempat melakukan penertiban terkait keberadaan tukang parkir di halaman minimarket.
Berdasarkan pantauan Republika pada Jumat (31/1/2025), masih banyak minimarket di Jakarta yang didiami tukang parkir. Tukang parkir itu bertugas mengawasi kendaraan para konsumen yang belanja di minimarket. Setelah konsumen mengeluarkan kendaraanya, tukang parkir itu lantas menyodorkan tangan untuk meminta uang.
Republika menemui salah seorang tukang parkir di sebuah minimarket yang berada di kawasan Cipete, Jakarta Selatan. Di tempat itu, tukang parkir bertubuh kurus itu dengan setia menjaga kendaraan yang terparkir di halaman minimarket tersebut.
"Sudah lebih dari 2 tahun saya jaga parkiran di sini," kata lelaki yang enggan disebut namanya itu.
Ia mengaku, pendapatannya sehari rata-rata mencapai Rp 50 ribu ketika bekerja dari pagi hingga sore hari. Namun, ketika sedang ramai pendapatannya bisa mencapai Rp 100 ribu per hari.
Kepada Republika, lelaki itu mengaku pernah terjaring penertiban yang dilakukan oleh petugas Dinas Perhubungan (Dishub) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) pada tahun lalu. Ketika itu, kartu tanda penduduk (KTP) miliknya disita oleh petugas dan diberi peringatan agar tidak kembali menjadi tukang parkir di halaman minimarket.
"Memang waktu itu viral ada razia, tapi cuma sebulan ramainya. Setelah itu, balik markir lagi," kata dia.
Ia mengatakan, pihak minimarket sempat memasang spanduk parkir gratis. Namun, spanduk itu akhirnya dicabut.
Di tempat itu juga sebenarnya terdapat plang yang berisikan informasi bahwa parkir di halaman minimarket gratis. Namun, plang itu ditutupi.
Meski demikian, ia mengeklaim tak pernah memaksa konsumen yang membawa kendaraan untuk membayar parkir. Apabila ada orang yang tidak memberikan uang, ia tetap membiarkannya.
"Banyak juga yang gitu (tidak kasih uang). Ya biarin aja," kata dia.
Menurut dia, pekerjaannya itu dilakukan karena tidak ada pilihan lain. Apalagi, untuk mencari kerja saat ini sangat sulit.
"Kalau ada kerjaan yang lebih baik mah, enggak mau saya jadi tukang parkir. Saya juga sekarang lagi kumpulin modal buat beli motor biar bisa ngojek," ujar dia.