REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gempa dengan kekuatan 5,6 SR dengan kedalaman 10 Km terletak di 6.84 LS dan 107.05 Bujur Timur yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 21 November 2022 lalu, berdampak kerusakan berat. Dilansir dari Antara, Data dampak yang dikeluarkan oleh BPBD Kab. Cianjur pada 05 Desember 22 menyebutkan sebanyak 9.048 rumah mengalami rusak berat, 12.314 rusak sedang, dan 20.671 rusak ringan. Jumlah penyintas tercatat mencapai 114.683 jiwa.
Human Initiative melakukan respons sejak fase tanggap darurat hingga fase pemulihan (recovery). Di fase pemulihan (recovery), HI melakukan respons di beberapa sektor di antaranya sektor hunian tetap dan sektor penghidupan atau pemulihan ekonomi.
Untuk sektor hunian, HI membangun hunian tetap sebanyak 200 unit di Kecamatan Cugenang bekerja sama dengan International Charity Organizations (ICO) dan Dubai Islamic Bank. Pembangunan 200 hunian tetap ini dilaksanakan di 5 desa di antaranya Desa Galudra (60 unit), Desa Gasol (35 unit), Desa Cibulakan (15 unit), Desa Sukamanah (30 unit), dan Desa Padaluyu (60 unit). Pembangunan telah selesai dilaksanakan dalam kurun waktu Januari—November 2024. Program ini tidak hanya bertujuan menyediakan tempat tinggal yang layak, tetapi juga memberdayakan masyarakat lokal melalui pelibatan tenaga kerja setempat, pemanfaatan bahan bangunan lokal, serta pelatihan teknik konstruksi tahan gempa.
Dalam rangka meresmikan pencapaian ini, Human Initiative bermaksud mengadakan acara Peresmian Hunian Tetap sebanyak 200-unit rumah yang telah selesai dibangun. Acara ini menjadi momentum penting untuk menyampaikan rasa syukur atas terselesaikannya program, memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan, serta menginspirasi upaya serupa dalam mendukung masyarakat terdampak bencana di masa depan.
Peresmian ini juga diharapkan dapat menjadi ajang refleksi bersama mengenai pentingnya pendekatan inklusif, kolaboratif, dan berbasis pasar dalam program tanggap darurat dan pemulihan pascabencana. Dengan keterlibatan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, komunitas lokal, dan mitra pembangunan, acara ini menjadi simbol semangat gotong royong dalam membangun kembali kehidupan masyarakat terdampak bencana secara berkelanjutan.